Sunday, November 2, 2014

Wartawan Mesir tegaskan kebebasan pers




Ratusan wartawan Mesir mengeluarkan pernyataan yang menolak pengekangan kebebasan pers sebagai bagian dari upaya pemerintah memberantas terorisme.


Mereka menegaskan bahwa memerangi terorisme merupakan sebuah tugas namun tidak berarti kebebasan pers harus menderita karena hal itu.


Pernyataan yang mereka keluarkan Minggu 2 November merupakan tanggapan atas janji yang dinyatakan pekan lalu oleh para redaktur surat kabar kepada Presiden Fattah al-Sisi.


Presiden yang sebelumnya menjabat sebagai panglima militer itu meminta agar semua warga Mesir mendukung pemerintah setelah serangan di Sinai yang menewaskan 30 tentara, yang diikuti dengan pernyataan keadaan darurat di wilayah itu.


Khaled el-Balshi, anggota Persatuan Wartawan, yang memulai prakarsa menegaskan kebebasan pers itu mengatakan ada upaya para redaktur untuk membuat media memiliki satu suara.


Itu merupakan upaya untuk membuat surat kabar menjadi satu suara. Langkah oleh para redaktur surat kabar itu seperti mendirikan sebuah partai politik untuk mendukung rezim. Mereka ingin mengakhiri kereagaman," tuturnya seperti dikutip kantor berita AP.


Para pegiat demokrasi menuduh pemerintah Mesir berupaya membungkam pendapat yang berbeda dengan menjatuhkan hukuman kepada para pegiat maupun wartawan.


Jumat 31 Oktober, seorang mahasiswa Mesir yang bekerja untuk stasiun TV Al-Jazeera ditangkap karena merekam gambar unjuk rasa dan Juni lalu pengadilan menghukum tiga wartawan stasiun TV Al-Jazeera, Peter Greste, Mohammed Fahmy, dan Baher Mohamed dengan tujuh hingga 10 tahun penjara.


Salah satu langkah yang banyak dikritik adalah memberlakukan UU yang mengharuskan unjuk rasa mendapat izin dari polisi mulai November 2013 lalu.






0 comments:

Post a Comment