AS telah memberlakukan sanksi terhadap pimpinan kelompok separatis di wilayah timur Ukraina, karena krisis di negara itu tidak menunjukkan tanda-tanda mereda.
Sanksi meliputi pembekuan aset terhadap tujuh pemimpin kelompok pro-Rusia.
Presiden AS Barack Obama telah melakukan pembicaraan dengan Presiden Prancis, Francois Hollande dan Kanselir Jerman, Angela Merkel, demikian keterangan Gedung Putih.
Mereka sepakat melakukan koordinasi "membahas langkah-langkah tambahan untuk memberikan sanski pada Rusia" jika Moskow tidak menyelesaikan krisis di Ukraina timur.
AS menuduh Rusia telah membantu kelompok separatis dengan peralatan militer, seperti tank, dan menempatkan pasukan di perbatasan dengan Ukraina.
Sanksi tambahan UE
Langkah itu diumumkan setelah para pemimpin Barat mengancam sanksi tambahan terhadap Rusia, yang mereka tuduh sebagai pemicu ketegangan di Ukraina.
Rusia dan kelompok separatis menolak gencatan senjata sepihak pemimpin Ukraina, Petro Poroshenko, di tengah pembahasan rencana perdamaian.

Tentara Ukraina melakukan penjagaan di wilayah timur negara itu.
Para pemimpin AS dan Uni Eropa sebelumnya telah memberlakukan sanksi setelah Rusia mencaplok Krimea, salah-satu wilayah Ukraina pada Maret lalu.
Pada hari Jumat (20/06), Departemen Keuangan AS mengatakan telah memasukkan nama tujuh orang pemimpin pemberontak, termasuk walikota yang memproklamasikan diri, komandan militer dan gubernur di beberapa wilayah yang telah dikepung pasukan Ukraina.
Aset dibekukan
Aset mereka di AS akan dibekukan dan perusahaan-perusahaan AS akan dilarang berurusan dengan mereka.
Ketegangan di Ukraina naik setelah mantan Presiden Viktor Yanukovych menolak untuk menandatangani perjanjian perdagangan dengan Uni Eropa pada bulan November 2013.
Langkah ini memicu protes berskala besar yang menyebabkan Yanukovych digulingkan dari kursi kekuasaannya.
Rusia kemudian bereaksi dengan menguasai Krimea, salah-satu wilayah Ukraina. Kelompok separatis pro-Rusia kemudian menduduki bagian timur Ukraina.
0 comments:
Post a Comment