Sunday, June 22, 2014

Saurip Kadi Bela Wiranto


Saurip Kadi Bela Wiranto
TRIBUNNEWS.COM/Yogi Gustaman/TRIBUNNEWS.COM/Yogi Gustaman

Mayjen (Purn) TNI Saurip Kadi. (TRIBUNNEWS.COM/Yogi Gustaman)







TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mayjen (Purn) Saurip Kadi menyesalkan adanya tanggapan keras dari sejumlah purnawirawan Kopassus TNI AD pasca pernyataan mantan Mantan Pangab Wiranto soal DKP pemberhentian Prabowo Subianto.



Menurut Saurip, tindakan tersebut sangat merugikan capres Prabowo Subianto. Seharusnya, para purnawirawan itu mengetahui hukum, mana yang salah dan mana yang benar.



"Bisa jadi itu upaya menggembosi Pak Prabowo itu sendiri. Karena rakyat itu cerdas. Jangan sekarang mau ancam mengancam sampai mencari-cari. Itu omongan saya percaya tidak berdasar akal sehat, mungkin salah mengerti dan mendengar, dan salah persepsi atas pernyataan Pak Wiranto," kata Saurip Kadi di Jakarta, Minggu (22/6/2014).



Menurut Saurip apa yang disampaikan Wiranto adalah fakta dan bukan opini. Ia menilai saat itu Wiranto justru sangat bijak dengan mendorong Prabowo hanya diberhentikan dengan hormat, bukan menggunakan kata pemecatan.



Sebab, menurutnya, Wiranto saat itu sadar sedang membawa menantu Soeharto ke DKP ABRI dan kemudian memberhentikannya dari dinas aktif. Padahal, sebenarnya dengan gradasi kesalahan Prabowo itu, sudah wajar bila dicopot secara kasar.



"Maka sebaiknya menggunakan bahasa santun 'diberhentikan dengan hormat. Saya yakin Pak Wiranto akan mengabaikan dan tidak peduli dengan ancaman itu. Bagi saya, itu bukan ancaman tapi letupan yang tidak berpikir panjang," katanya.



Untuk itu, Saurip mengungkapkan akan mengontak Prabowo menyarankan supaya cara-cara yang ditempuh timnya dipikir lebih dalam agar tidak merugikan.



"Rakyat tidak peduli. Kalau yakin membawa Indonesia keluar dari kesulitan, Pak Prabowo harusnya tidak terpengaruh. Apa yang harus ditakuti? Begitu juga Pak Jokowi disebut ndeso, kalau rakyat yakin dia bisa menyelamatkan negara, kita mau apa? Tak usah dengan cara-cara seperti black campaign," jelasnya.



Dia melanjutkan lebih baik semua pihak saat ini berbicara sesuai fakta dan data tentang masa lampau. Namun selesai pemilu, maka semuanya kembali menjadi teman.



"Masa karena beda pilihan, ketika ketemu langsung jadi kayak musuh," imbuh Saurip.









0 comments:

Post a Comment