Putusan hukuman 7 tahun penjara yang dibebankan hakim Mesir kepada jurnalis Australia, Peter Greste, menandai babak baru penderitaan yang tak hanya dialaminya, tapi juga keluarganya.
Peter Greste berdiri dalam kurungan besi pada persidangan kasusnya di Pengadilan Kairo, 24 Maret 2014. Pekan ini, hakim memutuskan hukuman 7 tahun penjara bagi Peter.
Saudara laki-laki Peter, Andrew Greste, terlihat putus asa saat hakim memutuskan saudaranya terbukti bersalah karena bekerjasama dengan kelompok Ikhwanul Muslimin yang dilarang Pemerintah Mesir.
Dua rekan Peter di media Al Jazeera, yakni Mohamed Fahmy dan Baher Mohamed, juga diputus bersalah dan dihukum penjara masing-masing 7 dan 10 tahun.
Koresponden Timur Tengah, Hayden Cooper, menuturkan kondisi yang dialami keluarga Peter setelah putusan, sebagai berikut:
“Saya dengar Mike (saudara laki-laki Peter lainnya) mengatakan bahwa putusan terhadap Peter adalah kematian demokrasi di Mesir, jika memang sebelumnya pernah tumbuh di negara itu. Tujuh tahun penjara sangat sulit dibayangkan oleh pihak keluarga. Reaksi pertama keluarga adalah kaget, benar-benar kaget. Saya pikir keluarga Peter sekarang tak mau berkomentar dan mencoba untuk memikirkan langkah terbaik yang harus dilakukan. Sangat sulit bagi mereka untuk membayangkan masa depan Peter. Proses banding membutuhkan waktu. Tak akan berjalan dalam waktu dekat.”
Keluarga berusaha tabah atas apa yang dialami Peter
Ibu Peter, Lois Greste, suatu ketika menjelaskan sosok puteranya itu sebagai seseorang yang memiliki ‘karakter kuat’, namun ketabahan keluarga telah ditunjukkan sejak awal masa penahanan Peter, Desember tahun lalu.
Sejak Peter ditahan di Mesir, orang tuanya, yakni Juris dan Lois Greste yang tinggal di Queensland, telah banyak berbicara mengenai penderitaan anak mereka dan perhatian yang diberikan para pendukung Peter.
Peter dan dua koleganya di Al Jazeera siaran bahasa Inggris dituduh menyebar kebohongan dan membantu kelompok Ikhwanul Muslimin. Ketiganya membantah semua tuduhan itu. Di luar kesulitan yang dihadapi, Juris dan Lois secara sukarela menyuarakan kampanye keadilan bagi putera mereka.
Lois juga berterima kasih kepada publik Australia yang telah membantu keluarganya melewati cobaan berat ini.
Sementara itu, saudara laki-laki Peter, Mike dan Andrew, telah menghabiskan waktu mereka di Kairo untuk mendukung Peter selama proses persidangan.
“Jangan berharap apapun, lebih aman begitu,” ujar keduanya.
Proses persidangan disebut sebagai siksaan psikologis
Proses persidangan yang panjang dan melelahkan sesungguhnya berdampak bagi keluarga Peter.
Pada bulan April, sehari setelah upaya penebusan Peter ditolak untuk kedua kalinya, Juris berbicara mengenai penderitaan yang harus ditanggung keluarga akibat penahanan puteranya.
“Saya tak ingin memulai debat tentang penderitaan, apa itu penderitaan, tapi sejujurnya, proses ini adalah bentuk penyiksaan psikologis kepada keluarga besar kami,” tuturnya.
Pada bulan Maret, Andrew Greste mengungkapkan rasa frustasinya terhadap masa waktu pengadilan, seraya mengatakan bahwa ia berat meninggalkan Peter dan kembali ke Australia.
Namun ketenangan yang ditunjukkan keluarga selama menghadapi cobaan ini begitu konstan.
Pengacara asal Queensland, John Sneddon, yang mewakili pengusaha Australia Marcus Lee dalam tuduhan penipuan di Dubai, memuji upaya yang dilakukan keluarga Peter.
Saya pikir semua yang dilakukan keluarga sudan benar. Saya angkat topi untuk mereka karena menangani masalah ini dengan sangat baik,” ungkap John.
Dua rekan Peter di media Al Jazeera, yakni Mohamed Fahmy dan Baher Mohamed, juga diputus bersalah dan dihukum penjara masing-masing 7 dan 10 tahun.
Koresponden Timur Tengah, Hayden Cooper, menuturkan kondisi yang dialami keluarga Peter setelah putusan, sebagai berikut:
“Saya dengar Mike (saudara laki-laki Peter lainnya) mengatakan bahwa putusan terhadap Peter adalah kematian demokrasi di Mesir, jika memang sebelumnya pernah tumbuh di negara itu. Tujuh tahun penjara sangat sulit dibayangkan oleh pihak keluarga. Reaksi pertama keluarga adalah kaget, benar-benar kaget. Saya pikir keluarga Peter sekarang tak mau berkomentar dan mencoba untuk memikirkan langkah terbaik yang harus dilakukan. Sangat sulit bagi mereka untuk membayangkan masa depan Peter. Proses banding membutuhkan waktu. Tak akan berjalan dalam waktu dekat.”
Keluarga berusaha tabah atas apa yang dialami Peter
Ibu Peter, Lois Greste, suatu ketika menjelaskan sosok puteranya itu sebagai seseorang yang memiliki ‘karakter kuat’, namun ketabahan keluarga telah ditunjukkan sejak awal masa penahanan Peter, Desember tahun lalu.
Sejak Peter ditahan di Mesir, orang tuanya, yakni Juris dan Lois Greste yang tinggal di Queensland, telah banyak berbicara mengenai penderitaan anak mereka dan perhatian yang diberikan para pendukung Peter.
Peter dan dua koleganya di Al Jazeera siaran bahasa Inggris dituduh menyebar kebohongan dan membantu kelompok Ikhwanul Muslimin. Ketiganya membantah semua tuduhan itu. Di luar kesulitan yang dihadapi, Juris dan Lois secara sukarela menyuarakan kampanye keadilan bagi putera mereka.
Lois juga berterima kasih kepada publik Australia yang telah membantu keluarganya melewati cobaan berat ini.
Sementara itu, saudara laki-laki Peter, Mike dan Andrew, telah menghabiskan waktu mereka di Kairo untuk mendukung Peter selama proses persidangan.
“Jangan berharap apapun, lebih aman begitu,” ujar keduanya.
Proses persidangan disebut sebagai siksaan psikologis
Proses persidangan yang panjang dan melelahkan sesungguhnya berdampak bagi keluarga Peter.
Pada bulan April, sehari setelah upaya penebusan Peter ditolak untuk kedua kalinya, Juris berbicara mengenai penderitaan yang harus ditanggung keluarga akibat penahanan puteranya.
“Saya tak ingin memulai debat tentang penderitaan, apa itu penderitaan, tapi sejujurnya, proses ini adalah bentuk penyiksaan psikologis kepada keluarga besar kami,” tuturnya.
Pada bulan Maret, Andrew Greste mengungkapkan rasa frustasinya terhadap masa waktu pengadilan, seraya mengatakan bahwa ia berat meninggalkan Peter dan kembali ke Australia.
Namun ketenangan yang ditunjukkan keluarga selama menghadapi cobaan ini begitu konstan.
Pengacara asal Queensland, John Sneddon, yang mewakili pengusaha Australia Marcus Lee dalam tuduhan penipuan di Dubai, memuji upaya yang dilakukan keluarga Peter.
Saya pikir semua yang dilakukan keluarga sudan benar. Saya angkat topi untuk mereka karena menangani masalah ini dengan sangat baik,” ungkap John.
0 comments:
Post a Comment