TRIBUNNEWS.COM,SURABAYA - Pasca penutupan lokalisasi Dolly Surabaya, kini para PS gencar promosi melalui media sosial.
Tidka sedikit yang melayani pria hidung belang melalui jasa makelar.
Penyedia layanan cinta melalui online atau yang lebih dikenal dengan E-Prostitusi, ternyata juga rajin menggelar ekspo.
Sama dengan pameran bisnis umumnya, ekspo ini menjadi panggung memamerkan dagangan unggulan.
Nah, dagangan unggulan E-Prostitusi itu bernama ayam kampus, sebutan untuk pelayan cinta berstatus mahasiswi.
Usia belia dan model layanan berkelas menjadi item kuat dalam promo mereka.
Istilah ekspo ini sudah dikenal luas di dunia E-Prostitusi.
“Awalnya yang menggelar begitu para makelar. Tapi, sekarang banyak yang jalan sendiri-sendiri,” ungkap Angel, Rabu (29/10/2014).
Angel yang tercatat sebagai mahasiswi perguruan tinggi ternama di Surabaya ini sudah hampir dua tahun rutin menggelar ekspo.
Lewat ekspo ini, Angel biasanya membuka layanan sepanjang hari. Ini beda dengan layanan hari biasa, yang umumnya hanya short time dan melayani satu pelanggan.
Saat ekspo, para penjaja cinta membooking kamar hotel untuk waktu tertentu. Rata-rata paling panjang dua hari.
Selama kurun waktu itu, mereka membuka slot atau paket jam layanan. Tamu bisa bergantian mendapatkan layanan.
Layanan khusus diberikan selama ekspo berlangsung. Misalnya, pelanggan dibebaskan dari biaya sewa kamar hotel, saat ekspo berlangsung.
“Jadi, sama-sama untung. Kami yang melayani untung karena bisa menerima beberapa pelanggan sekaligus. Pelanggan juga untung karena tidak harus menyewa hotel,” tutur Angel.
Bukan hanya itu, para ayam memberikan bonus tambahan. Pelanggan bisa mendapatkan service tambahan.
Kongkretnya, hanya dengan membayar sekali bisa, mendapatkan layanan dua kali.
“Tarifnya rata-rata sekitar Rp 800.000. Tapi, pada hari biasa kan cuma untuk sekali service. Kalau sedang ekspo bisa dua kali service,” terangnya sembari tersenyum. (idl/ben/day)
0 comments:
Post a Comment