TRIBUNNEWS.COM, MALANG - Sejumlah pohon di pinggir jalan di Kota Malang mati pada musim kemarau tahun ini.
Pohon yang mati akibat kekeringan paling banyak jenis sono kembang.
Kepala Bidang Pertamanan Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Malang, Slamet Kusnan menyatakan, sepanjang Januari hingga Oktober ini tercatat ada 150 sono kembang di pinggir jalan yang mati. Ada beberapa penyebab matinya pohon tersebut, antara lain musim kemarau.
“Ada 150 pohon sono kembang yang mati mulai Januari hingga Oktober ini. Penyebabnya serangga, jamur, dan musim kemarau ini,” kata Slamet, Rabu (1/10/2014).
Dikatakannya, pohon sono kembang yang sudah mongering tersebut sebagian hanya ditebang rantingnya saja. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi bahaya pohon tumbang. Sedangkan, pohon yang keringnya sudah parah ditebang secara total.
“Kami tidak akan mengembangkan pohon sono kembang lagi. Karena pohonnya tidak tahan musim dan hama. Pohon yang mati itu rata-rata usianya di atas lima tahun,” ujarnya.
Untuk mencegah banyaknya pohon yang mati akibat kekeringan di musim kemarau ini, kata Slamet, DKP melakukan penyiraman di taman kota secara rutin. Penyiraman dilakukan pagi, sore dan terkadang malam hari. “Kami juga menyiapkan bibit pohon baru untuk mengganti pohon yang sudah mati itu,” katanya.
Terpisah, Kepala Seksi Observasi, Analisa, dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Karangploso, Rahmatullah Adji memperkirakan musim hujan di sebagian besar wilayah di Jawa Timur terjadi pada minggu terakhir Oktober hingga awal November 2014. Bahkan, sebagian wilayah diperkirakan baru memasuki musim hujan di awal Desember.
“Musim hujan di Jawa Timur sebagian besar mundur antara 10 sampai 20 hari dibandingkan normalnya. Rata-rata musim hujan dimulai akhir Oktober,” katanya.
Menurutnya, sekarang merupakan puncak musim kemarau. Suhu tertinggi pada September lalu mencapai 31,8 derajat celcius dan suhu terendah 15,2 derajat celcius.
Sebagian besar wilayah di Jawa Timur, kata dia tidak diguyur hujan selama 60 hari.
“Akibatnya, banyak terjadi kekeringan di sejumlah daerah,” ujarnya.
0 comments:
Post a Comment