Apa yang anda cari dari seorang pasangan? Tampangnya? Kepintarannya? Etnis atau agama tertentu? Dalam program #TalkAboutIt yang ditayangkan ABC, warga Australia mencoba berbincang seputar pilihan pasangan mereka dan alasannya.
Menurut sensus penduduk Australia tahun 2011, 1 dari 4 warga Australia dilahirkan di luar negeri, dengan hampir separuh populasi memiliki orang tua yang dilahirkan di negara lain.
Dalam tahap multikulturalisme seperti ini, tak mengejutkan jika menikah atau berpasangan dengan seseorang di luar kelompok etnis anda menjadi semakin lazim.
Dr Lyndon Walker dari Universitas Swimburne yang mempelajari sensus 2011 tersebut mengatakan, beberapa budaya lebih berpeluang melakukan pernikahan antarras ketimbang kelompok lainnya.
"Mereka yang berasal dari negara 'Anglo-Celtic', negara persemakmuran - tempat seperti Selandia Baru, Afrika Selatan, Inggris lebih terbuka kepada pernikahan antarras," ujarnya.
"Ketika kita melihat orang-orang dari Timur Tengah dan Asia Tenggara, pada generasi pertama, mereka kurang terlibat dalam pernikahan antarras, tapi ketika kita melihat pada generasi berikutnya, mereka sudah mulai terbuka terhadap fenomena ini," jelas Dr Walker.
Dr Lyndon mengungkapkan, ada pula perbedaan kencan antara pria dan wanita.
"Salah satu perbedaan terbesar terlihat pada para perempuan dari Thailand, Filipina, dan Jepang yang lebih berpeluang menikah antarras dan memiliki pasangan asal Australia dibanding para pria dari negara yang sama," sebutnya.
Ia menerangkan, "Mungkin itu bisa terjadi karena adanya preferensi pilihan tapi bisa juga karena ketersediaan."
Menurut Dr Walker, bagi perempuan Thailand, khususnya yang masih lajang (di Australia), melebihi jumlah pria Thailand lajang dengan rasio 2:1. "Sehingga jika perempuan Thai menginginkan pasangan asal Thai sekalipun, jumlah mereka sendiri sudah melebihi pria Thailand," jelasnya.
Program #TalkAboutIt yang dipandu Del Irani mendatangi salah satu acara kencan kilat di Melbourne untuk melihat apakah tren ini tercermin dalam preferensi mereka yang mencari pasangan. Salah seorang peserta bernama Josh mengatakan, baginya, ras atau etnis tidak menjadi masalah ketika memilih pasangan.
"Saya sudah berkencan dengan banyak ras, saya mengencani seorang gadis Kaukasian di masa lalu. Saya mengencani perempuan Asia baru-baru ini. Saya tak pernah berpikir bahwa etnis menjadi sesuatu yang digunakan untuk membeda-bedakan orang dari kebaikan atau keburukannya," ungkap Josh.
Peserta bernama Paul mengatakan, ia lebih cenderung untuk mencari pasangan dengan latar belakang etnis yang berbeda dari dirinya.
"Saya tak akan mengencani seorang gadis dari Rusia atau Ukraina. Saya pikir itu berasal dari tekanan yang bersumber dari ibu Eropa Timur tipikal seperti 'Oh, ada gadis Ukraina yang cantik di dekat sini' dan hal itu justru benar-benar membuat saya menjauhinya," tuturnya.
Saksisan episode lengkap #TalkAboutIt tentang hubungan antaretnis di situs TV Australia Plus.
0 comments:
Post a Comment