TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politisi PDI Perjuangan Arif Budimanta menilai merosotnya rupiah hingga mencapai 12 ribu per dollar sekarang ini bukan hanya disebabkan oleh konstelasi politik melainkan juga kondisi ekonomi global.
"Tanpa kegaduhan politik pun ini (merosotnya rupiah) terjadi, jika dahulu hanya Rp 9400 per dollar sekarang mencapai 12 ribu per dollar," ujar Arif di Mega Kuningan, Jakarta, Sabtu (11/10/2014).
Arif mengatakan meski bukan merupakan faktor satu-satunya, namun dinamika dan kestabilan politik mesti tetap dijaga. Karena akan berpengaruh terhadap pasar ekonomi Indonesia.
"Saya kira dengan semua pihak baik Koalisi Indonesia Hebat maupun Koalisi Merah Putih menjalankan perannya sebaik mungkin, bersinergi dalam program pembangunan, maka merosotnya nilai saham dan rupiah dapat tertahan," ujar Arif.
Sementara itu di tempat yang sama pengamat ekonomi dan pasar modal Fauzi Ichsan mengatakan kondisi politik sekarang ini membuat ekonomi pasar terkejut. Kondisi tersebut menyebabkan nilai saham dan rupiah merosot tajam.
"Pasar sempat terkejut sejak disahkan undang undang Pilkada oleh DPR. Pasar khawatir program lima tahun ke depan pemerintahan Jokowi-JK akan dihambat oleh DPR," ujar Fauzi.
0 comments:
Post a Comment