Perdana Menteri Australia, Tony Abbott, mengatakan, pesawat pengisi bahan bakar dan pesawat pengawas milik Australia (1/10) mulai terbang ke Irak untuk mendukung koalisi internasional bertempur melawan kelompok ISIS.
Tapi PM Abbott telah menyampaikan kepada Parlemen bahwa belum ada keputusan kapan pesawat tempur Australia mulai ikut berperang melawan apa yang ia sebut sebagai ‘aliran sesat pemuja kematian’.
Bulan lalu, Australia mengirim 600 personel militer dan 8 jet tempur ‘Super Hornet F/A-18F’ ke Uni Emirat Arab sebagai persiapan untuk bergabung dalam serangan melawan target ISIS di Irak.
“Kami belum membuat keputusan final untuk mengirim pesawat tempur kami ke lokasi perang tapi mulai hari ini (1/10), pesawat Australia akan mulai terbang ke Irak untuk mendukung operasi yang dilancarkan koalisi,” ujar PM Abbott.
Ia menambahkan, “Pesawat tempur Australia tengah menunggu izin terakhir dari pemerintah Irak dan keputusan lebih jauh dari kami sendiri. Tapi mulai hari ini, pesawat pengisi bahan bakar dan pesawat pengawas kita akan beroperasi di wilayah Irak untuk mendukung pesawat Amerika Serikat dan pesawak koalisi lainnya.”
Pemimpin oposisi Australia, Bill Shorten, mengatakan, Partai Buruh mendukung militer Australia untuk melakukan misi kemanusiaan.
“Partai Buruh memiliki kepentingan yang besar untuk memastikan bahwa Australia mematuhi hukum internasional dan kewajiban diplomatik serta menjamin bahwa upaya perlindungan yang layak diberikan kepada pasukan Australia yang bertugas di wilayah itu,” kemukanya.
Awal pekan ini, Menteri Luar Negeri, Julie Bishop, memberi sinyal bahwa keputusan apakah Australia jadi atau tidak jadi bergabung dengan misi tempur melawan ISIS akan diumumkan segera.
Ia mengatakan, pasukan Australia akan fokus terhadap perlawanan menumpas kelompok ISIS di Irak dan tak bergabung dengan militer AS di Suriah.
0 comments:
Post a Comment