Laporan Wartawan Serambi Indonesia, Arif ramdan
TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Uskup senior gereja Inggris, Lord Harries of Pentregart, akan memasukkan agenda pembacaan Alquran di acara penobatan Pangeran Charles. Kalangan konservatif menganggap rencana tersebut sebagai krisis kepercayaan Gereja Inggris.
Lord Harries mengatakan, hanya dengan cara itu umat Kristiani di Inggris dapat melalui peristiwa bersejarah dengan cara yang ramah. "Ini tindakan brilian yang membuat umat Islam bagian dari Inggris," kata Lord Harries, seperti dilansir Dailymail, Minggu (30/1/2014).
Saran ini sudah pernah dikemukakan lebih dari 20 tahun lalu ketika Pangeran Charles menyatakan ingin menjadi pembela iman ketimbang bagian dari pembela iman. Saat itu, ia mengatakan mata pelajaran Islam dan agama lainnya sama pentingnya dengan Anglikan.
"Pangeran juga menginginkan penobatannya bernuansa multiagama ketimbang penobatan ibunya dahulu pada tahun 1953," kata dia.
Pimpinan Pembela Hak Kristen di Inggris, Andrea Minichiello Williams, mengkritik ide tersebut dan menegaskan nilai-nilai Inggris berasal dari warisan Kristen.
"Kita tak bisa berpura-pura semua agama adalah sama atau memiliki sumbangsih yang sama bagi bangsa," katanya
Douglas Murray, associate editor Spectator, mengatakan jika umat Islam termasuk dalam layanan penobatan, harus ada ruang untuk bagi umat Hindu, Sikh, dan ateis. Di Inggris, populasi Muslim sekitar 2,8 juta atau sekitar 4,4 persen dan terkonsentrasi di London.
"Jika ada pembacaan Alquran di penobatan, demi masalah timbal balik, semua masjid di Inggris harus memiliki doa untuk Raja dan Angkatan Bersenjata setiap salat Jumat," kata Murray.
0 comments:
Post a Comment