Warga Tecoma, sebuah kota kecil di luar Melbourne, Australia, terus melancarkan aksi protes menentang pembangunan restoran cepatsaji McDonald di daerah itu. Pembangunan restoran sudah dimulai, namun para warga berjanji akan terus melawan dengan caranya sendiri.
Hari-hari ini, jika melewati jalan lokasi pembangunan restoran tersebut di kaki perbukitan Dandenong di negara bagian Victoria itu, umumnya kendaraan akan membunyikan klakson.
Suara bising ini, seperti didengar oleh ABC saat mengunjungi lokasi itu, merupakan isyarat solidaritas terhadap perlawanan warga setempat atas pembangunan restoran cepatsaji 24 jam tersebut.
Sebaliknya, sesekali terdengar pula pengendara mobil mengumpat ke arah pemrotes, ada juga yang melemparkan gelas plastik McDonald.
Namun selama setengah jam ABC mengamati kendaraan yang lewat, kebanyakan di antaranya yang memberikan dukungan dengan cara membunyikan klakson.
Petugas pos yang kebetulan lewat langsung membunyikan klakson begitu mendekati lokasi pembangunan, pengendara lainnya melakukan hal serupa. Ada pula yang berhenti dan ngobrol dengan para pemrotes.
Warga yang menentang kehadiran McDonald ini sudah melakukan perlawanan sejak akhir 2012.
Salah seorang di antaranya adalah Cath Russell. "Begitu mendekat, anda akan mendengar bunyi klakson," tuturnya.
"Kami merasa bahwa orang-orang lewat ini senang karena kami masih terus berada di lokasi, dan mungkin mereka berpikir, kami tidak akan pernah menyerah," tegas Cath Russell.
Protes ini bermula awal tahun 2011, ketika McDonald menyatakan minat untuk mendirikan restoran di Tecoma.
Awalnya, proposal itu ditolak oleh pemerintah lokal Yarra Ranges, namun belakangan diloloskan oleh Peradilan Administratif Victoria.
Keputusan itulah yang mendorong dimulainya aksi protes warga. Mereka bahkan harus berhadapan dengan polisi, pekerja bangunan, dan bahkan sampai ke pengadilan.
Para warga Tecoma tidak tanggung-tanggung dalam aksinya. Mereka sampai mendatangi kantor pusat jaringan waralaba raksasan ini di Chicago, Amerika Serikat.
Namun kini, pembangunan itu terus berlanjut, di tengah pengawalan petugas satpam.
Di dinding penutup lokasi pembangunan terlihat beragam tulisan yang memprotes pembangunan itu. "Warga tetap TIDAK setuju", dan "McDonald tidak akan pernah mereguk keuntungan dari anak-anak kami", adalah beberapa di antaranya.
Para pemrotes menyadari bahwa restoran ini pada akhirnya akan beroperasi. Namun mereka bertekad terus melawan dengan cara membuat calon konsumen tidak datang ke restoran itu.
"Restoran ini tidak diinginkan, dan sekarang mereka tidak akan mendapatkan keuntungan," kata Garry Muratore, yang menjadi juru bicara. "Pasti kami akan menyerang mereka tepat di jantungnya".
Caranya, dengan memboikot restoran itu.
"Mengapa orang datang ke kawasan Dandenong Ranges yang indah, tempat begitu banyak cafe dengan kue-kue, kopi dan teh, hanya untuk pergi ke McDonald's?" kata Muratore. "Betul-betul tidak nyambung."
Sebelumnya, sebuah survei bulan Desember 2012 di Tecoma menunjukkan 92,8 persen warga menentang kehadiran restoran itu.
Menurut Muratore, ada 59 warga mendukung, namun mereka menyatakan mendukung karena restoran itu akan mendatangkan lapangan kerja.
Perwakilan McDonald kepada ABC mengirimkan pernyataan pemilik franchise James Currie. "Kami akan mempekerjakan 80 hingga 100 orang dari warga setempat dan menyumbang bagi daerah itu. Kami menghargai hak individu untuk menyatakan pendapat, namun kami juga percaya pada keinginan mayoritas warga lokal untuk mendapatkan pilihan dari McDonlad," demikian pernyataan itu.
0 comments:
Post a Comment