TRIBUN, JAKARTA - Pertarungan politik menjelang pemungutan suara dalam Pemilu 2014 masih belum selesai. Peta dukungan pemilih belum massif mengarah pada satu partai politik tertentu. Setidaknya ada 45,8 persen masih ragu memberikan pilihannya.
"Para pemilih menyatakan pilihan mereka masih bisa berubah. Ada 45,8 persen responden menyatakan bisa mengubah pilihannya," ujar peneliti Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Philips Vermonte di CSIS, Jakarta, Senin (31/3/2014).
Menurutnya, salah satu alasan para pemilih tersebut ragu-ragu memberikan pilihan menyusul keterlibatan parpol dalam kasus korupsi yang bisa saja muncul jelang pemungutan suara. Korupsi jadi alasan kebanyakan pemilih yang menentukan untuk mengubah pilihannya.
Berdasar hasil survei nasional CSIS di 33 provinsi dari 7 sampai 17 Maret 2014 dengan proses tatap muka terhadap 1.200 responden, pemilih yang sudah pasti pada pilihannya mencapai 42,4 persen, dan 11,8 persen tidak menjawab atau tidak tahu pertanyaan survei.
Dari 12 partai politik peserta Pemilu 2014, Partai Hanura berada di posisi teratas dengan jumlah pemilih yang yakin untuk mencoblos Partai tersebut. Hanura mampu memastikan pemilih untuk memberikan suaranya di angka 62,5 persen.
Berikutnya ada 58,5 persen pemilih akan memberikan pilihan pada PKS. Diikuti Partai Golkar dengan 57,9 persen pemilih, Gerindra dengan 52,9 persen pemilih, PPP dengan 52,4 persen pemilih, PDI Perjuangan dengan 48,1 persen pemilih.
Menguntit PDIP adalah Partai NasDem dengan angka 44,7 persen pemilih, Demokrat dengan 43,5 persen pemilih, PAN dengan 38,6 persen pemilih, PKB dengan 36,3 persen pemilih, dan yang belum memilih 3,2 persen pemilih.
0 comments:
Post a Comment