TRIBUNNEWS.COM, SEOUL - Korea Utara dan Selatan, Senin (31/3/2014), saling baku tembak artileri di wilayah perbatasan laut yang disengketakan, sehari setelah Korut mengancam akan melakukan uji coba nuklir baru.
Saling tukar tembakan artileri itu dipicu peluru tajam yang digunakan militer Korea Utara dalam latihan jatuh di perairan Korea Selatan. Demikian pernyataan militer Korea Selatan.
Sejumlah pengamat menilai insiden penembakan itu merupakan pertanda rasa frustrasi Korea Utara terhadap AS yang bersikukuh untuk belum melanjutkan pembicaraan terkait program nuklir negara itu.
Ini sebab Pyongyang melihat pembicaran soal nuklir itu adalah sebuah kesempatan untuk memenangkan sebuah konsesi konkret dan bantuan dari komunitas internasional.
"Saya tak melihat insiden ini akan memicu sebuah bentrokan serius," kata Yang Moo-jin, seorang profesor dari Universitas Studi tentang Korea Utara di Seoul.
Latihan militer Korea Utara berlangsung pada pukul 12.15 waktu setempat, dan Korea Selatan yang merasa terancam langsung membalas tembakan.
"Sejumlah peluru Korea Utara mendarat di sebelah selatan perbatasan selama latihan. Jadi militer kami menembak balik ke arah utara perbatasan sesuai protokol yang berlaku," demikian pernyataan Kementerian Pertahanan Korea Selatan.
Sebagai langkah antisipasi, penduduk yang tinggal di pulau-pulau perbatasan diminta berlindung saat jet-jet tempur Korea Selatan melintas di atas pulau-pulau tersebut.
Pada November 2010, Korea Utara menembaki pulau Yeonpyeong dan menewaskan empat penduduk pulau itu. Insiden penembakan itu sempat memicu kekhawatiran perang akan pecah kembali di Semenanjung Korea.(AFP)
0 comments:
Post a Comment