Tuesday, April 29, 2014

Dua Unit Speedboat Kemenkes Tak Bisa Difungsikan


Dua Unit Speedboat Kemenkes Tak Bisa Difungsikan
net

ilustrasi







Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Niko Ruru


TRIBUNNEWS.COM, NUNUKAN - Dua unit speedboat pelayanan kesehatan keliling bantuan Kementerian Kesehatan, hingga kini mangkrak. Speedboat yang peruntukannya bagi Puskesmas Sembakung dan Puskesmas Siemanggaris itu tidak bisa difungsikan karena tidak sesuai dengan spesifikasi wilayah daerah ini.


Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Nunukan Dokter Haji Andi Akhmad mengatakan, satu unit speedboat telah dikembalikan dari Puskesmas Sembakung dan diparkir di Pulau Nunukan.


"Yang dari Siemanggaris juga minta diambil," ujarnya.


Dia menjelaskan, ada sejumlah penyebab sehingga speedboat tersebut tidak bisa dimanfaatkan untuk pelayanan keliling. Speedboat spesifikasinya dinilai lebih cocok untuk danau, sehingga medannya tidak cocok untuk wilayah Kabupaten Nunukan.


"Bukan untuk laut. Sehingga kalau kita pakai goyang-goyang. Orang sehat saja setengah mati apalagi orang sakit," ujarnya.


Speedboat menggunakan mesin dalam yang pemeliharaannya agak sulit. Sehingga jika terjadi gangguan agak sulit pula memperbaikinya.


"Suku cadang sulit karena tidak ada mesinnya di sini," katanya.


Tak hanya itu, biaya operasional sangat tinggi. Dari Pulau Nunukan ke Kecamatan Siemanggaris saja bisa menghabiskan bahan bakar minyak (BBM) hingga dua drum. Padahal dengan speedboat biasa, pergi pulang Nunukan-Siemanggaris hanya menghabiskan satu drum BBM.


"Bayangkan kalau dua drum minyak sekarang sudah berapa harganya? Itu masuk ke Siemanggaris, tidak pernah keluar sudah. Bagaimana mau merujuk pasien seperti itu kan?” ujarnya.


Andi berpendapat, tidak bisa digunakannya dua unit speedboat tersebut merupakan kesalahan dari pusat. Pihaknya sebenarnya mengusulkan pengadaan kelotok atau mobil ambulans. Namun tanpa koordinasi Kementerian Kesehatan justru mendatangkan speedboat dengan spesifikasi danau.


Ia memastikan, saat penyusunan spesifikasi, Kementerian Kesehatan tidak pernah berkoordinasi dengan daerah. Padahal jelas-jelas, karakter wilayah antara pantai dengan danau sangat berbeda.


"Memang kita butuh alat angkutan tetapi tidak yang begitu kita butuhkan. Kita tidak minta, tiba-tiba dipanggil ke Jakarta mengambil. Dan itu hampir seluruh Indonesia mengeluh. Seandainya bisa tidak diambil itu, banyak yang tidak ambil," katanya.


Dia mengatakan, para pertemuan-pertemuan nasional, memang disampaikan jika kabupaten kepulauan memerlukan angkutan laut. Hanya saja, barang yang didatangkan itu tidak sesuai dengan kondisi di daerah.


"Susah memfungsikannya. Begitu masuk ke dalam (Kecamatan Sembakung dan Kecamatan Siemanggaris) anak-anak mengatakan tidak cocok, tidak sanggup kami. Larinya tidak laju, BBM-nya boros. Puskesmas angkat tangan," kata Andi yang mengaku tidak tahu jumlah APBN yang dialokasikan Kementerian Kesehatan untuk pengadaan dua unit speedboat itu.


Pihaknya sudah berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan terkait persoalan itu. Namun tidak mungkin mengembalikan barang tersebut kepada pusat. Untuk mengubah speedboat tersebut mengikuti spesifikasi wilayah Kabupaten Nunukan juga tidak mungkin, karena barang tersebut diadakan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).


"Itulah kami berfikir, mau diapakan ini barang? Karena ini APBN tidak bisa asal geser sana geser sini. Anak-anak sendiri tidak begitu pintar menggunakan itu karena tidak sama mesin biasa di sini. Ini mesin dalam," ujarnya.


Sebelumnya Dinas Kesehatan Kabupaten Nunukan sudah pernah mengadakan sendiri angkutan air untuk pelayanan kesehatan di sejumlah puskesmas.


"Kalau yang kami punya ada, kami beli sendiri. Nah itu bagus. Kami beli sendiri sesuai spesifikasinya," ujarnya.







0 comments:

Post a Comment