TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Kimia Farma (Persero) Tbk bakal membangun pabrik bahan baku garam farmasi senilai Rp30 miliar. Pabrik yang berlokasi di Surabaya, Jawa Timur ini akan berkapasitas produksi 2.000 hingga 2.500 ton per tahun.
Sekretaris Perusahaan Kimia Farma Djoko Rusdianto bilang kebutuhan garam farmasi nasional 3.000 ton per tahun. Artinya: Kimia Farma mengincar menjadi pemasok 66,67 persen - 83,33 persen garam farmasi lokal. Perusahaan akan menggandengn PT Garam (Persero) untuk memasok bahan baku garam.
Namun garam farmasi hanya secuil dari kebutuhan bahan baku farmasi. Oleh karena itu, pembangunan pabrik tak lantas menghentikan aktivitas perusahaan mengimpor bahan baku obat lain. Paling tidak, "Ini adalah upaya kami secara perlahan-lahan menghasilkan bahan baku sendiri," kata Djoko kepada Kontan, Jumat, (28/3).
Tak cuma mengincar garam bahan baku farmasi, perusahaan juga mengendus potensi mengilap di garam pangan atau garam food grade. Kebutuhan garam pangan nasional yang sebesar 320.000 ton per tahun menjadi alasan perusahaan juga berencana masuk ke produksi ini.
Selain pembangunan pabrik, Kimia Farma mengembangkan produk bioteknologi dengan anggaran Rp20 miliar sampai Rp30 miliar per tahun. Ini adalah aktivitas yang sudah perusahaan lakoni sejak 2012.
Malah pada 2012 akhir, perusahaan telah mengajukan pengurangan pajak kepada kepada pemerintah. "Kami belum mendapatkan kabar lebih lanjut dari pemerintah. Padahal, kami perlu dukungan untuk mengembangkan hasil penelitian ini," kata Djoko.
0 comments:
Post a Comment