Saturday, March 1, 2014

Korea peringatkan Jepang atas 'budak seks'




Presiden Korea Selatan Park Geun-hye memperingatkan Jepang akan terisolasi bila tidak mengkaji kembali pernyataan yang mengakui adanya budak seks selama masa perang.


Park menyerukan Jepang untuk menerapkan "kebenaran dan rekonsiliasi."


Jepang meminta maaf pada 1993 kepada ribuan wanita yang dipaksa menjadi penghibur tentara pada masa perang.


Hari Jumat (28/02), Tokyo mengatakan akan mendirikan panel untuk mengkaji landasan permintaan maaf itu.


Sekitar 200.000 wanita di kawasan yang diduduki Jepang selama Perang Dunia II diperkriakan dipaksa menjadi budak seks untuk tentara.


Banyak di antara mereka berasal dari Cina, Korea, Indonesia, Filipina dan Taiwan.


Kebenaran sejarah


Sejumlah anggota kelompok konservatif di Jepang mengklaim wanita yang secara eufemisme disebut "wanita penghibur" adalah pelacur.


Namun para wanita yang menjadi korban menyanggah dan demikian pula negara-negara tetangga Jepang.


Peringatan Presiden Park itu muncul dalam pidato memperingati perjuangan Korea tahun 1919 melawan penjajahan Jepang.


"Kebenaran sejarah berasal dari kesaksian mereka yang selamat," kata Park.


"Jepang hanya akan mengisolasi diri bila tidak mendengarkan kesaksian mereka dan menutupi fakta itu untuk kepentingan politik."


Presiden Park mendesak Jepang untuk mencontoh langkah Jerman yang menyatakan penyesalan atas masa lalu sehingga kedua negara "dapat bergerak maju dalam era baru kerjasama, perdamaian, dan kesejahteraan."






0 comments:

Post a Comment