Saturday, April 5, 2014

Bisnis Fashion di Yogya Tumbuh Pesat






Laporan Reporter Tribun Jogja, Pristiqa Ayun Wirastami


TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Perkembangan industri fashion di Yogyakarta bisa dibilang semakin berkembang pesat. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Ramadhani, desainer yang menggelar fashion show pada perayaan ulang tahun Paris Bakery beberapa waktu yang lalu.


Menurutnya, pangsa pasar fashion di Yogyakarta sangat bagus dan terus berkembang. Hal ini pun yang memberanikan dirinya untuk membuka butik disini.


"Sekarang ini prospek bisnis fashion di Yogyakarta makin bagus. Walaupun Yogyakarta dulunya bukan kota fashion seperti Bandung, tetapi saat ini image tersebut sudah mulai menjalar ke Yogyakarta," kata Ramadhani, Selasa (1/4).


Banyaknya ritual kebudayaan dan event yang ada di Yogyakarta, menurut Ramadhani, cukup mempengaruhi perkembangan bisnis fashion. Seperti misalnya arisan, upacara tujuh bulanan, siraman, dan masih banyak lagi.


"Orang Indonesia bisa dibilang cukup konsumtif. Arisan saja selalu punya dresscode, belum lagi ritual-ritual kebudayaan yang punya pakem fashion tersendiri. Hal itu tentunya membuat tingkat konsumsi mereka akan fashion semakin tinggi. Berbeda dengan masyarakat di luar negeri yang tidak terlalu direpotkan dengan banyaknya ritual," jelas Ramadhani.


Oleh karena itu, Ramadhani optimis Yogyakarta suatu saat bisa menjadi salah satu kiblat fashion Indonesia seperti Bandung dan Jakarta. Fashion di Yogyakarta terkenal unik karena seringkali memadukan unsur modern dan tradisional.


Perpaduan kedua unsur itulah yang selalu menjadi pakem yang digunakan Ramadhani di setiap baju rancangannya. Ia selalu mengkombinasikan material fabric dengan kain khas Indonesia seperti tenun, songket, dan batik.


Tema Paris Vaganza yang ia usung saat perayaan ulang tahun Paris Bakery pun menampilkan baju rancangannya yang merupakan perpaduan unsur modern dan tradisional.


"Temanya Paris Vaganza, ingin menampilkan glamornya fashion kota Paris. Tetapi saya tetap tidak melupakan unsur-unsur budaya Indonesianya," ujar pria pemilik label Touch of Ramadhani ini.


Ia pun mengaku tak pernah membatasi segmentasi. Baginya, kepuasan merancang sebuah baju adalah saat baju hasil rancangannya dapat digunakan oleh semua kalangan.


Hal yang terpenting baginya adalah terus eksplore kemampuan agar bisa memuaskan keinginan konsumen.


Terhitung sejak tahun 1995 ia mempunyai label sendiri, Touch of Ramadhani telah melakukan show di berbagai tempat. Seperti misalnya di Osaka, Jepang; Bali Fashion Week; Jakarta Fashion Week; dan masih banyak lagi.


Label milik Ramadhani ini juga pernah mendapat award dari majalah fashion Vogue Paris dalam pemilihan Asian Fashion Grandprix tahun 1995.


Saat ini Ramadhani memiliki butik di Yogyakarta yang beralamat di Ringroad Monjali, Jalan SMP 2 Mlati Nomor 5 Mranggen. Butik lain miliknya pun ada yang berlokasi di Jakarta dan Bali. (tiq)







0 comments:

Post a Comment