Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo di Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Pajak Pertambahan Nilai (PPN) di Jepang mulai naik terhitung 1 April 2014 tanpa gejolak berarti. Namun tanggal 30 Maret dan 31 Maret terjadi antrean sangat panjang di banyak tempat, misalnya tempat beli tiket langganan kereta api, memanfaatkan harga lama sebelum PPN Naik dari 5 persen menjadi 8 persen. Kenaikan pertama kali sejak 1997.
Kenaikan PPN tentu akan berdampak pada perekonomian Jepang di masa mendatang. Lalu apa yang terjadi pada dunia seks di Jepang? Beberapa tempat diamati oleh Tribunnews.com antara sebelum dan setelah kenaikan PPN (sampai dengan Selasa (1/4/2014) malam.
Dunia malam Jepang terbagi dua. Ada yang menaikkan harga sesuai kenaikan PPN, ada yang tetap menjaga harga. Namun di balik semua itu justru yang menjadi keprihatinan dunia malam Jepang adalah persaingan yang sangat ketat, sangat keras dewasa ini.
Bagi yang menaikkan harga, misalnya harga majalah dari 130 yen menjadi 140 yen tentu akan mengalami dampak, apakah pembaca akan tetap membeli atau tidak akan terpecah dua.
"Misalnya majalah kami Ore no Tabi yang harganya naik, pasti akan berkurang jumlah pembeli majalah kami nantinya," papar Akira Koma, redaktur majalah khususlelaki tersebut mengomentari kenaikan PPN ini.
Harga pasti akan naik bagi yang berkualitas menengah dan atas di Jepang. Tetapi yang berkualitas rendah akan semakin jatuh tampaknya karena persaingan sangat ketat.
"Artinya dalam bulan April dan Mei ini akan ada pergolakan di pasar dunia malam Jepang, dan ada kemungkinan untuk menghindari kebangkrutan akan terjadi perang diskon dan pemberian pelayanan berlebih supaya tamu kembali dan tetap datang ke toko atau club yang bersangkutan. Ini hal biasa dan nanti setelah itu barulah kembali normal lagi," katanya.
Jumlah PSK yang bekerja di dunia malam diperkirakan akan semakin meningkat pula karena perekonomian akan semakin sulit diperkirakan Ikoma. Bahkan mereka akan bekerja di banyak toko atau club supaya dapat semakin banyak duit.
Pelayanan seks akan total penuh (honban) kepada para tamunya agar mereka benar-benar puas dan kembali ke club tersebut atau kembali memakai PSK tersebut. Inilah bagian dari pelayanan seks yang akan semakin ketat bersaing di Jepang.
Bagi pelayanan dunia malam dan wanita yang lain, dari penelitian Tribunnews.com ke berbagai sumber, diperoleh informasi bahwa pelayanan bukan seks penuh, misalnya hanya boleh berpegangan tangan, maksimal ciuman, ada kemungkinan besar ditingkatkan mutu pelayanannya dengan blow-job agar tamu puas. Meskipun demikian tetap larangan keras untuk melakukan seks penuh.
Saat ini banyak orang Jepang berpikiran, kalau beli bento (paket makanan boks) berusaha dengan harga sama dan yang tidak perlu dikurangi saja, misalnya boks yang semula bagus, indah sekali, cukup menjadi boks yang sederhana saja, sehingga ongkos produksi dan harga penjualan bisa tetap sama. Inilah pola pemikiran umum orang Jepang saat ini.
Artinya, harga ingin tetap sama dengan waktu lalu, sehingga akan meninggalkan club atau toko seks apabila mereka menaikkan harga. Ini satu kepastian saat ini. Oleh karena itu toko atau club yang ada saat ini, apabila menaikkan harga, dipastikan memberikan banyak sekali tambahan ekstra pelayanan kepada tamunya. Misalnya saja seperti pelayanan seks penuh, atau bahkan pemberian minuman sake atau bir yang enak ketimbang di masa lalu tidak ada minuman atau yang berkualits rendah.
Dunia malam ini tak lepas dari peranan Yakuza di Jepang. Mereka ingin uang selalu berlebih, semakin banyak, tetapi keadaan dunia malam semakin sulit saat ini di Jepang. Akibatnya tingkat kejahatan diperkirakan akan semakin meningkat dalam waktu mendatang. Sementara Olimpiade 2020 semakin dekat yang berarti tugas pijak kepolisian akan semakin berat dengan kenaikan kejahatan kembali di Jepang dalam waktu mendatang, guna "membersihkan" Tokyo dari hal-hal mesum agar terlihat cantik para tamu asing pada saat Olimpiade 2020 nanti.
Informasi lengkap Yakuza silakan akses ke www.yakuza.in
0 comments:
Post a Comment