Wednesday, April 2, 2014

Pelarian Pembunuh Siswi SMA Santun Berakhir di Pinyuh


Pelarian Pembunuh Siswi SMA Santun Berakhir di Pinyuh
net

ilustrasi







TRIBUNNEWS.COM, PONTIANAK - Setelah menghilang sejak Minggu (30/3) malam, dan menjadi buronan anggota Polresta Pontianak, akhirnya NN (16), tersangka pembunuh Putri Wulandari (16), siswa SMA Santun Untan berhasil diciduk polisi pada Rabu (2/4) dinihari di kedai tepian sungai di Sei Pinyuh, Kabupaten Pontianak.


Kasat Reskrim Polresta Pontianak Kompol Areis Aminullah Rabu (2/4) malam mengungkapkan pengejaran terhadap NN dilakukan oleh dua tim. Tim pertama menuju ke arah Tayan, sedangkan tim kedua ke arah Sungai Pinyuh. "Untuk pengejaran terhadap NN, ada dua tim. Satu mengejar informasi ke Pinyuh dan satu lagi ke Tayan," ujarnya.


Malam itu, tim yang ke arah Sungai Pinyuh berhasil menemukan keberadaan NN di sebuah kedai di pinggiran sungai sedang asik nongkrong bersama rekan-rekannya. "Ternyata kita mendapatkan di Pinyuh, di kedai di tepian sungai. Dia (Nnred) sedang berkumpul dengan anak-anak punk," lanjutnya.


Ditegaskan, pengungkapan keberadaan NN ini berdasarkan informasi dari anak-anak punk pula. "Kita mendapatkan informasi. Jam 2 dinihari (2/4) dapat informasi, kemudian kita pecah tim. Pagi sampai di Polres kemudian langsung olah TKP," pungkasnya.


Penjelasan Kasat Reskrim Polresta Pontianak Kompol Areis Aminullah tersebut sekaligus meralat penjelasan sebelumnya tentang lokasi penangkapan NN yang disampaikan Kapolresta Pontianak, Kombes Hariyanta Rabu (2/4) siang. Menurut Kapolresta, NN ditangkap Rabu (2/4) sekitar pukul 04.00 WIB, di sekitaran wilayah Tayan, Kabupaten Sanggau.


Diberitakan sebelumnya (2/4), Putri, siswi kelas I SMA Santun Untan diduga dihabisi oleh dua tersangka, yakni UC (14) dan NN. Kepada polisi, UC yang merupakan teman bermain NN mengaku hanya membantu NN membunuh putri.


Menurut Kapolresta Pontianak, Kombes Hariyanta, kasus pembunuhan berawal dari hubungan pacaran antara Putri dan NN. Putri mulai cemburu kepada NN. "Karena tersangka ini oleh penilaian Putri itu, banyak pacarnya. Tersangka pun jengkel. Akhirnya timbul niat untuk menghabisi korban. Korban dihabisi dengan menggunakan pisau," ujar Hariyanta.


Hari, begitu biasa Kapolresta disapa, menambahkan saat kejadian, NN bersama korban naik motor berdua pulang dari sekolah. Mereka menjemput UC di sebuah warnet. Bertiga, mereka berboncengan mengambil motor UC. Akhirnya, bersama-sama ke Jl Arteri Supadio menggunakan dua motor. "Saat itulah terjadi penyekapan," ujar Hari.


Tentang penangkapan NN, Hariyanta mengatakan, berawal dari tim operasional anggota Polresta Pontianak, yang sudah melakukan pengejaran beberapa hari. "Awalnya, opnal kita melakukan pengejaran dari Sungai Pinyuh, kemudian melakukan pengejaran lagi, dan tertangkaplah di Tayan sekitar pukul 04.00 WIB," terang Kapolresta Rabu siang.


Keberhasilan kepolisian mengungkap kasus kematian Putri Wulandari (16) berdasarkan pengakuan tersangka UC yang lebih dahulu diamankan. "Dari barang bukti yang diketemukan di TKP diduga sebagai alat yang digunakan untuk melakukan aksi tersebut," jelas Hari sapaan akrabnya.


Barang bukti tersebut, di antaranya berupa pisau sangkur, baju tersangka, kayu dan sepeda motor korban. "Yang kemarin ketemu itu, sangkur sudah, sepeda motor sudah, baju-baju sudah, terus kayu tadi pagi (Rabu pagi-red) ditemukan. Motifnya masih menunggu hasil pemeriksaan selesai," katanya.


Ditegaskan, pihaknya tidak memerlukan pengakuan dari tersangka atas perbuatan yang dilakukan. "Sebenarnya kita tidak mengejar pengakuan, kita kan penyidikan. Itu antara keterangan saksi dan alat bukti serta hasil olah TKP ada kesesuaian. Jadi kalau tersangka tidak mengaku pun tidak masalah. Tapi, bukti-bukti, saksi, sudah menunjukkan dan mengarah, dia (NN) tersangkanya," lanjutnya.


Dengan kejadian ini, Kapolresta mengimbau kepada seluruh masyarakat agar dapat meningkatkan pengawasan terhadap anak. "Kita imbau, peran orangtua khususnya, pengawasan terhadap anaknya ya. Jadi kalau anak itu ada di luar, sebetulnya teknologi sudah bisa membantu dan memantau. Misalnya menghubungi handphone anaknya, ada di mana. Dan menyarankan kalau tidak pulang terlalu malam," pintanya.


Permintaan senada disampaikan Wali Kota Pontianak, Sutarmidji. "Saya ingatkan kepada orangtua, jangan tidak diawasi kalau ada anak remaja. Kasus ini kan banyak, tidak hanya di Pontianak. Hubungan siapa dengan siapa anak kita, nah itu harus diawasi oleh orangtuanya," pinta Midji, Rabu (2/4).


Baik anak laki-laki maupun perempuan, lanjutnya tetap diberikan pengawasan ekstra. Di rumah, anak harus dibekali dengan agama yang baik, karena agama merupakan filter dari segalanya.


"Kalau sekolah kan pendidikan formal dan terbatas membangun karakter anak. Tapi anak lebih terpengaruh terhadap lingkungan di rumah dan lingkungan bergaul. Makanya kita buat jam malam. Tapi sekarang ada anak perempuan sampai jam 1 malam di Bundaran Untan, itu apa sih orangtua membiarkan," ujarnya menyesalkan.


Namun, lanjut Midji, anak-anak tersebut belum tentu warga Kota Pontianak. "Cuma tempat hiburan itu banyaknya di Kota Pontianak. Alun-alun Kapuas jam 12 malam sudah tidak boleh ada aktivitas lagi. Kadang lucu juga orangtua tak tau anaknya nge-kost," katanya.


Menurutnya, jika tersebut diketemukan maka tindakan tegas akan diambil pihak pemerintah. "Saya perintahkan, kalau ditemukan ada anak pontianak, kost, saya suruh kasi tahu yang punya kost, keluarkan dia dari situ. Itu pasti tanpa sepengetahuan orangtua, rumahnya ada," lanjutnya.


Saat Tribun mengunjungi rumah orangtua NN di Perumahan Korpri, Selasa (1/4) sore, di rumah tersebut hanya ada ibu dan seorang laki-laki yang mengaku sebagai keluarganya. Sedangkan ayahnya masih bertugas.


Menurut informasi yang Tribun dapat seorang warga setempat, ayah NN merupakan ketua RT dan merupakan aparat, sedangkan ibunya seorang guru. NN adalah anak satu-satunya di keluarga tersebut.


Laki-laki yang mengaku sebagai saudaranya dan tidak mau menyebutkan namanya mengatakan, pihak keluarga sudah pasrah dengan kejadian tersebut. "Kami sekeluarga sudah pasrah dan menyerahkan kasus ini sepenuhnya kepada kepolisian. Biar kepolisian yang menangani," ucapnya.


Dirinya juga mengungkapkan sudah berkali-kali menelepon NN, tapi HP-nya tidak aktif lagi. Sedangkan ibu korban masih tampak bersedih dan syok. Bola mata perempuan tersebut masih memerah. Ia mengatakan, anaknya terakhir berada di rumah pada Minggu (30/3) malam, setelah itu sudah tidak berada di rumah lagi. Dihubungi melalui HP juga sudah tidak aktif lagi.


Ia juga berharap biar polisi yang menangani, jangan ada pihak- pihak yang menuduh dulu, karena kasus ini masih belum jelas.







0 comments:

Post a Comment