TRIBUNNEWS.COM - SUASANA SMA Santun Untan Pontianak tampak tak seperti biasanya pada Selasa (1/4) pagi. Hanya kelas XII yang belajar seperti biasa lantaran tengah bersiap menghadapi ujian.
Kelas X ataupun XI bersama nyaris semua dewan guru berangkat melayat pemakaman korban pembunuhan Putri Wulandari atau biasa disapa Puput, siswa kelas XB.
Menjelang siang, beberapa teman sekelas almarhum Puput datang ke Sekolah. Menurut mereka Puput merupakan siswa yang baik dan cukup supel dalam bergaul.
Kelas XB tempat Puput menempuh pendidikan selama tiga bulan terakhir lantaran ia merupakan siswa pindahan berada di bagian ujung koridor sekolah dari arah ruang dewan guru. "Putri duduk di sini bang," ujar seorang rekan sekelasnya sambil menunjuk ke deret pertama baris ketiga kelas XB.
Terpisah satu meja tepat dipojok deret pertama merupakan kursi dari temannya yang hingga Selasa (1/4) malam belum diketahui keberadaannya, NN.
Satu di antara teman Puput, Riki, mengaku sedih dengan kepergian Puput yang tragis, lantaran kemarin lusa diketemukan tak bernyawa yang diduga sebagai korban pembunuhan.
"Orangnya baik, meski kami cuma kenal sejak dia pindah dari sekolahnya kemarin, dia cukup bergaul dengan kami," ujar Riki yang diamini Geri, teman lainnya.
Riki dan Geri serta teman-teman lainnya mengaku sempat melihat Puput bertengkar dengan NN. Terlihat oleh mereka Puput sempat terkena tamparan tangan NN pekan lalu. "Kami datangi jangan main tampar. Dia bilang tak sengaja cuma tertampar, kami bilang kalau ada masalah selesaikan baik-baik," ujar teman-teman sekelas Puput ini.
Menurut mereka, NN tidak terlalu aktif saat di kelas. Ia sering menyendiri, NN diketahui juga siswa pindahan dari satu di antara sekolah negeri di Kubu Raya.
Sementara beberapa anggota dewan guru enggan berkomentar, lantaran merasa tak punya wewenang untuk menyampaikan informasi terkait keseharian baik puput ataupun NN. (nop)
0 comments:
Post a Comment