Thursday, April 3, 2014

Yenny Wahid: Dari Dulu NU Tidak Satu Partai


Yenny Wahid: Dari Dulu NU Tidak Satu Partai
KOMPAS/LUCKY PRANSISKA

Ketua Umum Partai Kedaulatan Bangsa Indonesia Baru (PKBIB), Yenny Wahid menyampaikan sikap partainya pasca pengumuman verifikasi faktual Komisi Pemilihan Umum di Jakarta, Rabu (9/1/2013). PKBIB bersama 13 parpol lain yang tidak lolos verifikasi faktual KPU akan melaporkan KPU ke BAwaslu dan mengajukan gugatan ke PTUN. (Kompas/Lucky Pransiska)







TRIBUNNEWS.COM, JEMBER - Putri Almarhum KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid atau yang lebih dikenal sebagai Yenny Wahid, menilai sangat keliru jika organisasi masyarakat Nahdlatul Ulama (NU) dikotakkan ke dalam salah satu partai politik.


"Ini harus ada yang diluruskan. Dari dulu NU itu tidak hanya ada di satu partai, NU itu ada di mana-mana, di hampir semua partai. Sejak zaman dulu ada di Golkar, PPP. Sejak era reformasi, kader NU ada di Gerindra, Nasdem, bahkan Hanura," kata Yenny, di sela acara kampanye Partai Gerindra di Lapangan Kawangrejo, Kecamatan Mumbulsari, Jember, Jawa Timur, Kamis (3/4/2014).


Menurut Yenny, NU secara kelembagaan tidak mengikatkan diri terhadap salah satu partai. Justru, ujar dia, partailah yang kerap mengklaim NU sebagai bagian dari partai tersebut.


"Kalau klaim sah-sah saja, tetapi kenyataannya banyak warga NU yang aktif di luar PKB. Kalau percaya ke klaim, yo salahe dewe (ya salahnya sendiri)," kata dia.


Seharusnya, kata Yenny, PBNU secara kelembagaan harus mampu mengayomi serta mendayagunakan sumber daya yang ada.


"Kalau alatnya cuma satu, rugi NU. PBNU harus berdiri di atas semua partai. Artinya, memperjuangkan kepentingan rakyat secara langsung," imbuh dia.


Yenny menilai, ada oknum di PBNU yang sengaja membiarkan NU diklaim oleh Partai Kebangkitan Bangsa. Padahal, PBNU secara resmi bersikap netral.


"Seperti Mbah Sahal (almarhum KH Sahal Mahfudz), Gus Mus (KH Mustofa Bisri), dari dulu netral," tekan dia.







0 comments:

Post a Comment