Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Yayasan Bali Hijau Lestari (YBHL) dan NPO Asian Green Forest Network (AGFN) Jepang dengan dukungan Pemerintah Provinsi Bali, Kedutaan Besar Republik Indonesia di Jepang, serta Departemen Luar Negeri Jepang, Minggu (7/12/2014), mengadakan kegiatan penanaman pohon penghijauan dan reboisasi yang dinamakan “Bali Reforestation Festival 2014” yang disingkat dengan sebutan Bali Reff.
"Kegiatan ini dimulai pada tahun 2007 dengan reboisasi atau penanaman pohon di kawasan hutan dengan tanaman kayu – kayuan. Dari tahun 2007 sampai dengan bulan Februari 2013, YBHL dan AGFN telah melaksanakan penanaman pohon reboisasi di kelompok hutan RTK VII Penelokan Kintamani di hutan lindung palemahan Pura Jati sebanyak 38.340 pohon dengan luas penanaman mencapai sekitar 58,58 ha," papar Tan Ui Sian, Chairman APP Jepang khusus kepada Tribunnews.com, Minggu (7/12/2014) sore.
Bali Reff ini diikuti kurang lebih 800 peserta dengan menanam sebanyak 5.350 pohon. Bibit yang ditanam terutama adalah jenis Ampupu dan sebagai sisipan adalah jenis Beringin, Suar, Sonokeling dan Gmelina. Bibit yang ditanam merupakan hasil donasi dari berbagai kalangan masyarakat Bali yang dikoordinir oleh YBHL dan masyarakat Jepang yang dikoordinir oleh NPO AGFN.
Peserta Festival adalah para relawan peduli lingkungan yang diantaranya berasal dari siswa – siswi (SMP Negeri 12 Denpasar, SMA Negeri 1 Kintamani dll), kelompok pecinta alam, organisasi pemuda, perkumpulan masyarakat Jepang di Bali, PMI Bangli dan masyarakat sekitar, tambahnya.
Acara tersebut juga didukung oleh Dinas Kehutanan Provinsi Bali, Dinas Pertanian, Perkebunan dan Perhutanan Kabupaten Bangli, BKSDA Bali, BPTH Bali Nusra, BP DAS Unda Anyar, jajaran KPH Bali Timur beserta staf, dan juga perusahaan swasta seperti Asia Pulp & Paper Grup (APP). Kegiatan ini merupakan event tahunan dan pada saat tahun 2014 ini merupakan pelaksanaan Bali Reforestation Festival yang ke-6.
Dr. Nyoman Gede Bayu Wiratama Suwedia, selaku ketua YBHL, mengatakan, ”Awal program ini dilakukan adalah untuk memperbaiki area-area di Bali yang kritis akibat bencana alam di masa lalu. Upaya ini kami lakukan agar generasi muda di masa depan tetap dapat menikmati lingkungan yang asri, nyaman dan terhindar dari bencana.”
Rinji Miyazaki, Direktur AGFN Jepang, juga mengatakan, “kami juga berharap dengan adanya program ini masyarakat Indonesia menyadari pentingnya penghijauan saat dini, karena dengan menanam pohon banyak masalah lingkungan yang dapat terselesaikan salah satunya adalah perubahan iklim global.”
Maidiward, Atase Kehutanan KBRI Jepang, juga menambahkan,”Kolaborasi multi-stakeholder seperti ini sangat penting sehingga tercipta sebuah model yang dapat direplikasikan di lokasi-lokasi lainnya di Indonesia. Program ini perlu terus dipromosikan sehingga semakin banyak yang peduli dengan penghijauan di Indonesia. Indonesia akan terus menjalin hubungan baik ini dengan Jepang dan kami mengapresiasi dukungan seluruh stakeholder atas jalannya program sampai pada hari ini.”
Selain itu Tan juga mengatakan, ”Sebagai perusahaan kertas kami memegang peranan penting dalam menjaga keberlangsungan ekosistem hutan di Indonesia. Di tahun yang sama kami juga melakukan penanaman pohon di Sumatera bersama dengan Professor Kehormatan Akira Miyawaki dari Jepang dengan tujuan untuk memberikan inspirasi kepada masyarakat lokal untuk melakukan penanaman pohon. Di samping itu APP juga berkomitmen untuk mendukung perlindungan dan restorasi 1 juta Ha hutan di Indonesia.”
APP di Jepang menyambut baik stakeholder dari Jepang yang ingin terlibat dalam penanaman pohon di Indonesia dan juga akan berkomitmen untuk perbaikan lingkungan di Bumi ini. Dengan pengalaman lebih dari 20 tahun di pasar Jepang, APP meyakini misi ini akan berjalan sukses dan akan mendapatkan lebih banyak dukungan lagi di tahun mendatang.
Penekanan kegiatan Bali Reforestation Festival adalah aksi, edukasi dan rekreasi. Peserta yang datang dibagi dalam kelompok kerja beranggotakan 15-18 orang yang langsung diarahkan ke lokasi penanaman. Seremoni kegiatan dilaksanakan setelah pelaksanaan penanaman selesai dalam bentuk ramah tamah antara tamu undangan dan peserta kegiatan.
Yayasan Bali Hijau Lestari (YBHL) merupakan suatu lembaga di Bali yang beranggotakan sekelompok orang yang peduli akan pelestarian alam dan lingkungan khususnya di bidang penghijauan di Provinsi Bali.
Berlandaskan rasa sukarela dan kepedulian, YBHL bertujuan untuk menciptakan dan mewujudkan kesadaran serta pengetahuan akan pelestarian alam dan melaksanakan gerakan pelestarian alam dan lingkungan hidup khususnya di bidang penghijauan.
Dasar pemikiran pendirian YBHL adalah jawaban atas pergumulan yang dialami oleh Ir. I Putu Gede Suwedia (Alm.) dan Rinji Miyazaki. Mereka berdua telah berkawan lama sejak muda ketika sama-sama bekerja di perusahaan pengusahaan Jepang di Kalimantan pada tahun 1980an. Ada keresahan yang mereka alami ketika melihat pohon-pohon yang merupakan penyangga kehidupan harus ditebang sebagai sumber pendapatan dan penggerak ekonomi. Seiring berjalannya waktu mereka harus berpisah.
Rinji Miyazaki kembali ke Jepang dan mengembangkan usaha sendiri sedangkan Ir. I Putu Gede Suwedia meneruskan karier sebagai seorang rimbawan yang berkarya di Kementerian Kehutanan. Dengan bertambahnya usia, ada kerinduan di dalam diri Ir. I Putu Gede Suwedia dan Rinji Miyazaki untuk “menebus dosa” ketika mereka masih muda. “Dosa” yang mereka rasakan karena menebang pohon ingin mereka tebus dengan melakukan penanaman pohon.
Setelah lama tidak bertemu, ternyata Rinji Miyazaki di Jepang telah memulai lebih dulu dengan mendirikan suatu lembaga nirlaba (Non Profit Organization) yang bernama Asian Green Forest Network (AGFN). Pada tahun 2007, ketika Ir. I Putu Gede Suwedia telah memasuki masa pensiun, mereka kembali bertemu di Bali. Akhirnya Ir. I Putu Gede Suwedia (Alm.) pun terinspirasi untuk membuat suatu lembaga swadaya masyarakat.
Bapak Ir. I Putu Gede Suwedia mulai mencari partner yang seide untuk mewujudkan impian melaksanakan kegiatan penghijauan di Bali. Untuk mewadahi kegiatan penghijauan di Bali, akhirnya didirikan suatu lembaga bernama Yayasan Bali Hijau Lestari (YBHL) yang dimotori oleh Ir. I Putu Gede Suwedia sebagai Ketua dan Probo Raharjo, S.Hut sebagai Sekretaris.
Dengan jaringan yang telah ada, YBHL mendapat dukungan penuh dari jajaran pemerintah Provinsi Bali baik oleh Gubernur Bali, Bupati Bangli, Dinas Kehutanan Provinsi Bali, KPH Bali Timur dan Dinas Pertanian, Perkebunan dan Perhutanan Kab. Bangli serta UPT Kementerian Kehutanan yang ada a.l. BP DAS Unda Anyar, BPTH Bali Nusra, BKSDA Bali.
YBHL mulai melaksanakan kegiatan pada tahun 2007 dengan menyelenggarakan kegiatan penanaman pohon dan kebersihan bersama. YBHL bekerja sama dengan Non Profit Organization (NPO) Asian Green Forest Network (AGFN) dari Jepang memperoleh izin dari Gubernur Bali untuk melaksanakan kegiatan penghijauan dan pelestarian alam di Bali. NPO AGFN berperan untuk mengumpulkan dana sedangkan YBHL berperan untuk menggorganisir pelaksanaan kegiatan penanaman.
Sebagai fokus lokasi kegiatan, ditetapkan kawasan hutan di RTK 7 Kintamani yang berada di kaki Gunung Batur untuk lokasi penanaman. Kondisi lahan yang sangat kritis di kaki Gunung Batur akibat letusan gunung yang menjadi dasar pemikiran. Memang suatu tantangan yang berat, tetapi bila tidak dimulai tidak akan segera terwujud adanya rehabilitasi lahan dan hutan.
Pada bulan Desember tahun 2010, YBHL berduka karena Ir. I Putu Gede Suwedia (Alm.) dipanggil kembali ke hadirat Yang Maha Kuasa karena sakit. Walaupun salah satu motor penggerak telah tiada, tetapi semangat dan visi untuk melestarikan alam tetap hidup dan berkobar. Sebagai penggantinya, putra beliau yaitu dr. I Nyoman Gede Bayu Wiratama berkomitmen untuk tetap meneruskan perjuangan yang telah dimulai oleh Ir. I Putu Gede Suwedia.
Mulai tahun 2011, berdasarkan rapat pengurus, maka penggerak YBHL berganti yaitu dr. I Nyoman Gede Bayu Wiratama mengambil jabatan sebagai Ketua dan Probo Raharjo, S.Hut sebagai Sekretaris.
0 comments:
Post a Comment