Ketua Pemerintah Eksekutif Hong Kong, CY Leung, memperingatkan agar pengunjuk rasa prodemokrasi tidak kembali ke jalanan setelah maraknya kekerasan sepanjang Minggu (30/11) malam.
"Mulai hari ini, polisi akan mengambil tindakan tegas saat melaksanakan tugas. Saya meminta para mahasiswa yang berpikir untuk kembali ke kawasan yang diduduki untuk tidak melakukannya," tutur Leung.
"Jangan memandang toleransi polisi sebagai kelemahan," tambahnya.
Komentar itu muncul menyusul bentrokan terburuk antara pegiat demokrasi dan polisi sejak maraknya unjuk rasa dua bulan lalu. Polisi menggunakan gas merica, semprotan air, dan pentungan untuk membubarkan para pengunjuk rasa dari Jalan Lung Wo di kawasan Admiralty, pusat kota Hong Kong.
Hari Senin 1 Desember, beberapa pengunjuk rasa berupaya untuk mengepung beberapa kantor pemerintah namun dicegah polisi.
Kantor-kantor pemerintah tutup pada hari Senin, 1 Desember.
Larangan untuk membersihkan kawasan di sebelah barat dari lokasi utama unjuk rasa di Admiralty juga sudah dikeluarkan namun ada kekhawatiran langkah itu akan memicu kekerasan baru.
Para pegiat demokrasi menentang sistem pemilihan pimpinan Hong Kong tahun 2017 dengan calon-calon yang ditentukan oleh pemerintah Beijing.
Pekan lalu, lebih dari 100 orang -termasuk beberapa pemimpin unjuk rasa- ditangkap namun dibebaskan dengan bersyarat dan beberapa akan hadir kembali di pengadilan, Januari mendatang.
0 comments:
Post a Comment