TRIBUNNEWS.COM, SIDOARJO - Duka mendalam masih dirasakan keluarga H Suwarto (76), ayah Kapten Pilot AirAsia, Iriyanto (53). Karena seminggu lalu, adik dari Iriyanto, Edy Nuryanto telah menghadap Sang Khalik akibat penyakit jantung.
"Ini cobaan terberat buat saya. Dua anak dalam seminggu tidak ada. Semoga Iriyanto diberi keselamatan dan mendapat Rahmat dari Allah SWT," tutur Suwarto yang ditemui di rumah Iriyanto di Perumahan Pondok Jati blok BC, Senin (29/12/2014).
Belum adanya kejelasan terkait pesawat AirAsia, membuat Suwarto bersama istrinya Hj Waginem, hanya pasrah. Sebagai orangtua tetap mendoakan putra pertama dari tiga bersaudara itu sehat wal afiat. Begitu pula penumpangnya juga diberi keselamatan. "Kalau pun sampai terjadi apa-apa kami ikhlas. Orangtua hanya bisa berdoa saja," ujar Suwarto.
Saat pertama Iriyanto ingin menjadi pilot justru Suwarto dan istrinya memberi dukungan penuh. Akhirnya Iriyanto yang lulus dari SMAN 1 Kalasan, Yogyakarta masuk ke Ikatan Dinas Penerbang (IDP) tahun 1983. "Waktu ingin jadi pilot kami tidak memikirkan jeleknya. Justru baiknya yang harus didukung. Nanti kalau berpikiran jelek anak akan menjadi lemah sehingga saya terus mendukungnya," jelasnya.
Diakui Suwarto, keluarga besarnya banyak yang menjadi pilot di beberapa maskapai penerbangan. "Pakdenya Iriyanto itu juga pilot," sambungnya.
Pertemuan terakhir diakui Suwarto pada Minggu (21/12/2014) sore saat adik Iriyanto meninggal dunia. Dalam pertemuan itu, Iriyanto tidak bilang apa-apa hanya bertanya tentang kesehatan ayahnya saja.
"Dia (Iriyanto) anaknya pintar, pendiam dan tidak aneh-aneh. Waktu ketemu nggak ngomong apa-apa," paparnya.
Selama ini kata Suwarto, Iriyanto kerap menghubungi lewat telepon untuk menanyakan kesehatan ayah dan ibunya. "Kalau sudah telepon ya ngobrol biasa. Ya antara ayah dengan orangtua. Saya selalu berpesan agar jangan sombong dan lebih taat beribadah," ungkapnya.
Iriyanto bersama istri, setiap Idul Fitri selalu datang ke Yogyakarta untuk sungkem pada orangtuanya. Baju baru dan uang selalu menghiasi Idul Fitri. "Istilah orang Jawa, Iriyanto itu ngabekti marang wong tua. Sama adik-adiknya juga baik," kenangnya.
Adik Iriyanto, Yono Triwaryanto (45), yang mengantar ayahnya, mengatakan hobi kakaknya adalah touring. Terkadang ke Yogyakarta naik motor gede (Moge) Honda Gold Wing W 3143 VB bersama istri dan teman-temannya. "Teman-teman kakak kalau tahu pulang ke Yogyakarta pasti kumpul semua. Dari rumah kemudian dilanjutkan cangkruk ke luar," kenang Yono Triwaryanto.
Kakaknya itu dikenal mudah bergaul dan memiliki jiwa sosial yang tinggi. Terkadang tak sungkan-sungkan memberi pengertian pada adiknya sendiri walau sudah berumah tangga. "Mas Ir (Iriyanto) baik. Makanya temannya banyak," jelasnya.
Sementara itu, Widya Sukarti Putri (istri Iriyanto) adalah anak ke-8 dari delapan bersaudara. Ida demikian dipanggil kelahiran Madiun. "Ida sama suaminya sangat klop karena keduanya memiliki jiwa sosial yang tinggi. Iriyanto itu ganteng dan pintar," kata kakak kandung Ida yang tak mau disebutkan namanya.
Kondisi Ida saat ini masih syok dan tidak mau keluar dari kamar. "Tadi ada temannya Pak Ir sesama pilot masuk dan Bu Ida teriak lalu syok lagi," jelas seorang tamu yang menemui Ida.
0 comments:
Post a Comment