Sunday, December 21, 2014

Boleh Bekerja, Tapi Jangan Lupa Peran Ibu






Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi


TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Terjadi pergeseran pemaknaan peran perempuan di masyarakat. Sekarang, perempuan dimaknai bukan hanya bertugas mengurus keluarga dan mendidik anak, tetapi juga bekerja menghidupi kehidupan sehari-hari.


Anggota DPP Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia, Dedeh Wahidah Ahmad, mengatakan terjadi dilema dalam diri perempuan saat dihadapkan pada dua pilihan, yaitu fungsi utama sebagai seorang ibu dan bekerja untuk membantu biaya kehidupan.


"Kodrat perempuan itu sebagai ibu dan pengelola rumah tangga. Bagi perempuan boleh bekerja, tetapi tidak boleh mengabaikan fungsi utama sebagai ibu. Dari fakta menunjukkan ketika perempuan beraktivitas di ranah publik dan rumah tangga, dia harus tepat memilih skala prioritas," tutur Dedeh dalam konferensi pers Kongres Ibu Nusantara (KIN) 2 di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Minggu (21/12).


Dalam hal ini, menurut Dedeh, kesalahan bukan terjadi di individu masing-masing. Tetapi karena sistem kapitalisme dan rezim 'Neolib' sehingga siapapun pemimpin negara ini, maka perempuan akan diposisikan sama seperti pria yang berkontribusi memberikan sumbangan materi sehingga negara mendapatkan pendapatan lebih besar.


"Permasalahan bukan di individu, tetapi permasalahan di sistem yang salah. Solusi bukan ganti orang atau pemimpin. Selama sistem sama, maka masalah akan tetap ada," katanya.







0 comments:

Post a Comment