Thursday, September 18, 2014

Gokar Buatan Pelajar Tak Kalah dengan Pabrikan


Gokar Buatan Pelajar Tak Kalah dengan Pabrikan
ist







Laporan Wartawan Tribun Jabar, Siti Fatimah


TRIBUNNEWS.COM --MEMBUAT kendaraan roda dua, apalagi roda empat. bukanlah hal mudah. Apalagi bila dilakukan oleh anak-anak remaja usia sekolah yang nota bene belum berpengalaman atau pernah terjun langsung di industri otomotif.


Meski begitu, bukan berarti tidak mungkin sama sekali. Pelajar SMKN 6 Bandung membuktikan bahwa mereka bisa merakit kendaraan roda empat. Walau bukan kendaraan umum, kendaraan karya mereka ini dipastikan menjadi karya pertama yang dikerjakan oleh siswa menengah atas.


Gokar, varian kendaraan roda empat dengan atap terbuka sederhana dan kecil yang kerap digunakan untuk olahraga otomotif atau bermotor, inilah yang dirakit oleh Lukman Hakim, Fauzi Andika, dan M Ardiansjah, para siswa kelas 12 jurusan Teknik Kendaraan Ringan (TKR) SMKN 6 Bandung.


Menurut Lukman, kendaraan yang dirakit bersama teman-temannya tersebut memang gokar seperti halnya gokar yang biasa digunakan di arena sirkuit balap. Sejak awal, kata dia, mereka memang ingin membuat kendaraan yang selama ini diketahui mereka baru dibuat oleh mahasiswa.


"Mungkin ada, tapi memodifikasi, atau kendaraan mirip gokar yang dibuat. Tapi kalau yang ini memang kita buat gokar sebagaimana gokar asli yang dipakai pebalap gokar," katanya di SMKN 6 Bandung, yang berada di Bandung Timur, Kamis (18/9).


Di bawah bimbingan guru serta pembimbing dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), mereka merakit gokar tersebut dari nol. Yang membuat kendaraan ini juga unik, hampir 90 persen bahan untuk merakit kendaraan ini berasal dari barang bekas atau daur ulang. Hanya satu yang sedikit terlihat baru, yakni frame gokar.


"Framenya seperti baru, tapi sebenarnya itu pun beli bekas, karena kalau beli baru harganya mahal, apalagi kalau barangnya impor," ujar Lukman.


Untuk merakit gokar tersebut, dihabiskan dana sekitar Rp 30 juta, sementara harga asli kendaraan gokar bisa mencapai sekitar Rp 250 juta.


Harga tersebut bisa "miring" karena mulai mesin, poros, knalpot, setir, radiator, ban, bahkan bemper serta kursi untuk duduk pebalap juga barang bekas pakai. Untuk merakit semua itu menjadi sebuah gokar utuh dibutuhkan waktu satu bulan. Menurut para siswa itu, bagian tersulit adalah mesin kendaraan. Selain itu mereka harus memastikan penggunaan persneling serta pengaturan gas.


"Karena harus diantisipasi bagaimana agar gas tidak liar saat kendaraan dijalankan," kata Lukman, yang juga menjadi pebalap atau pengendara gokar karya mereka ini.


Fauzi, anggota tim pembuat, mengatakan, umumnya mesin gokar ada di belakang. Namun untuk karya awal ini, mereka menempatkan mesin di samping kursi pengendara, begitu juga penempatan radiator. Tabung atau tangki bensin ditempatkan di bawah setir atau di antara gas yang berada di kanan, dan rem yang berada di kiri.


Kopling dipilih kopling tangan yang diletakkan di dekat setir. Setir yang digunakan sesuai standar gokar umumnya, yakni 11-13 inci. Roda depan dan belakang yang juga bekas, ukurannya berbeda. Ban depan yang lebih kecil berukuran 5 inci dengan lebar 4,5/10, sedangkan ban belakang ukuran 5 inci dengan lebar 7/11. "Kalau mesin, yang digunakan mesin 2 tak," kata Fauzi.


Dengan spesifikasi yang sama dengan gokar asli, ditambah kecepatan yang bisa mencapai 80- 100km/jam, gokar karya siswa SMKN 6 ini bisa dan siap bila harus diuji atau adu balap dengan gokar balap lainnya.


Ardiansyah, juga anggota tim, menambahkan, gokar ini sudah pernah menjalani test drive. Pada test drive awal, mereka sempat kaget karena saat dikendarai, salah satu roda terlepas. Akibatnya, siswa lain yang menonton test drive tertawa sambil bertepuk tangan. Namun mereka tidak ciut hati. Justru mereka langsung mencari tahu bagian dari kendaraan lain yang benar-benar harus diperhatikan sebelum dikendarai.


"Kami melakukan test drive dua jam, ternyata kurang kencang setingan rodanya. Dari sini kami koreksi, tidak bisa asal pasang (roda/ban), harus perhatian juga keseimbangan roda," katanya.


Kepala SMKN 6 Bandung, Ramdan, mengatakan ide membuat gokar berawal dari dilihatnya anak-anak sekolah yang senang kebut-kebutan dalam berkendara. Tebersit kenapa tidak membuat kendaraan yang tidak saja bisa digunakan tapi bisa memunculkan kreativitas serta inovasi.


Setelah ini, rencananya akan dibuat dua kendaraan yang sama, tapi formulanya lebih bagus lagi dan bisa dikenalkan kepada pihak lain bahwa SMKN 6 sudah bisa membuat gokar dengan standar gokar umumnya.


"Pada dasarnya kreativitas harus muncul dari setiap tingkatan, dan gokar ini muncul dari pelajar SMK. Sesuai dengan arahan Wali Kota bahwa kita harus berpikir kreatif dan inovatif," katanya.


Untuk mewujudkan keinginan tersebut, pihaknya akan menggandeng industri serta berkolaborasi dengan perguruan tinggi, dalam hal ini UPI yang sudah membimbing para siswa.


"Dari karya siswa ini, kami ingin membuktikan bahwa siswa SMK khususnya SMKN 6 tidak hanya merakit barang-barang saja, tapi kami ingin merintis suatu karya sampai pada tingkat uji kelayakan dan bisa diterima pasar otomotif khususnya," katanya. (*)







0 comments:

Post a Comment