Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Kholish Chered
TRIBUN, MEKKAH - Inspektur Jenderal Kementerian Agama M Jasin mengusulkan pembuatan kontrak baru antara Pemerintah Indonesia dengan penyedia akomodasi pemondokan jemaah di Madinah untuk merevisi dua pasal yang dinilai saling bertentangan.
Ia berharap dengan kontrak baru ini, nantinya seluruh jemaah haji asal Indonesia untuk gelombang kedua yang sudah merampungkan proses haji ditempatkan di wilayah markaziah, wilayah seputar Masjid Nabawi dengan jarak paling jauh 650 meter.
Pembuatan kontrak baru merupakan plan B. Rencana ini bisa diterapkan jika plan A yakni pendekatan secara persuasif kepada majmuah agar menempatkan jemaah calon haji asal Indonesia di markaziah gagal dilaksanakan.
Pada gelombang pertama, sembilan dari sepuluh majmuah wanprestasi karena menempatkan pemondokan jemaah jauh dari Masjid Nabawi. Bahkan ada pemondokan yang jaraknya sampai dua kilometer. Sedikitnya ada 17 ribu jemaah dari 42 kloter yang merasakan ketidaknyamanan itu.
Kesembilan majmuah itu adalah Mubarak, Shatta, Andalus, Muhtarah, Said Makki, Makarim, Mawaddah, Manazili, dan Ilyas. Hanya majmuah Zuhdi yang menjalankan kesepakatan sesuai isi kontrak. Majmuah nakal ini hanya dikenai sanksi mengembalikan 300 riyal per jemaah dari nilai kontrak 550 riyal sampai 585 riyal per jemaah.
"Kami usul plan B yakni membuat kontrak baru untuk merevisi kontradiksi antara pasal 6 dan pasal 9," kata M Jasin usai rapat dengan jajaran Amirul Haj di Kantor Daerah Kerja Mekkah, baru-baru ini.
Dalam pasal 6 tercantum kewajiban majmuah untuk menempatkan jemaah Indonesia 100 persen di wilayah markaziah. Namun di pasal 9 ayat 2, menyatakan apabila majmuah menempatkan jemaah di luar markaziah akan dikenakan denda 300 riyal.
"Ini harus dievaluasi, diamandemen. Setidak-tidaknya harus sejumlah nilai kontrak sehingga kalau dia tempatkan di luar markaziah, maka tidak dibayar," kata Jasin.
Dengan kontrak seperti itu, diharapkan majmuah bisa berpikir dua kali sebelum menempatkan jemaah di luar wilayah yang ditetapkan. "Tapi untuk kebaikan, pendekatan persuasif akan kita kedepankan, agar sebaik mungkin plan A ini bisa dilakukan," kata dia.
0 comments:
Post a Comment