TRIBUNNEWS.COM,MALANG – Ponsel bisa memang membuat orang senang, dan bisa menaikan kelas sosial mereka.
Walau begitu, memiliki ponsel bukan berarti harus sombong, atau meninggalkan hubungan sosial dengan orang sekitar.
Pesan tersebut ditampilkan dengan ciamik dalam film Say Hello To Yellow.
Film ini diputar kembali oleh Komunitas Lentera Sinema Mandiri Malang Kota (Lensa Mata) di IBU House Cafe, Senin (29/09/2014) malam.
Film karya dari BW Putra Negara, tahun 2011 ini menjadi film pembuka dari kegiatan SIAR Sinema 2014 pada malam itu.
Film ini menceritakan sosok Risma, anak bidan yang baru pindah ke sebuah desa di Gunung Kidul, Yogyakarta, yang senang memamerkan ponsel berwarna kuning milknya pada teman-teman barunya.
Ia selalu berlagak menelepon, dan mengacuhkan temannya, sehingga membuat mereka kesal.
Walau begitu, Risma cuek. Maklum saja, lagak Risma saat itu sangat kekota-kotaan.
Suatu ketika, Risma diajak naik teman-temannya naik ke atas bukit.
Di sini, Risma akhirnya menyesal, sebab teman-temannya juga memiliki ponsel tapi tak bisa menggunakannya karena sinyal ponsel hanya ada di atas bukit.
“Satu pesan yang dapat dipetik dari film itu adalah kita terlalu sering sibuk dengan ponsel, tanpa peduli dengan sekitar,” kata Aprilingga Dani, kordinator pelaksana kegiatan yang bertajuk SIAR Sinema 2014 ini.
Dani menjelaskan film tersebut dipilih untuk diputar dalam Siar Sinema 2014 karena menggambarkan kondisi sekitar saat ini, dimana masyarakatnya terlalu sibuk dengan gadget mereka.
Begitupun dengan empat film selanjutnya, yakni Chocolate Comedy, Jumprit Singit, Battle, dan Pendekar Kesepian. Seluruh film ini menggambarkan kondisi sosial masyarakat saat ini.
Arfan Adhi, Penanggung Jawab Siar Sinema 2014, menambahkan seluruh film ini juga karya anak bangsa.
Ia sengaja menyuguhkan film-film tersebut supaya ada apresiasi pada kreativitas para remaja yang membuat film pendek.
0 comments:
Post a Comment