TRIBUNNEWS.COM, INGGRIS - Konsumsi daging global harus dikurangi agar menjamin ketersediaan daging di masa depan dan membantu pelestarian lingkungan, kata sebuah riset.
Riset dari Universitas Cambridge dan Aberdeen memperkirakan efek gas rumahkaca dari produksi makanan akan naik 80% jika konsumsi daging dan produk susu meningkat sama seperti sekarang. Itu akan menghambat pemenuhan target pembatasan emisi global.
Studi ini menyerukan agar warga dunia hanya memakan makan dua porsi daging merah dan tujuh porsi unggas per minggu. Namun ini cukup sulit karena banyak kota-kota dunia kini sedang mengalami tren restoran burger.
Riset ini juga menggarisbawahi banyaknya orang di dunia yang mulai mengadopsi gaya makan Amerika, sehingga konsumsi daging dan susu meningkat.
Jika ini terus berlanjut, akan ada lebih banyak hutan atau perkebunan yang akan diubah menjadi ladang peternakan untuk mengejar permintaan itu.
Deforestasi akan meningkatkan emisi karbon, dan produksi ternak yang meningkat akan membuat kadar metana juga meroket.
Peneliti utama, Bojana Bajzelj dari Universitas Cambridge, mengatakan: "Ada hukum-hukum dasar biofisika yang kita tidak bisa menghindari."
"Selagi manusia global mengkonsumsi lebih banyak daging, ada banyak perkebunan yang digunakan untuk menanam makanan ternak," katanya.
Sehingga semakin banyak ternak, ekspansi agrikultur akan semakin tinggi juga. "Tapi praktik agrikultur tidak bisa disalahkan - karena yang salah adalah pilihan makanan kita." (bbc)
0 comments:
Post a Comment