Andy Murray mengatakan ia memikirkan dalam-dalam apa yang salah sehingga ia kalah dari Grigor Dimitrov di perempat final Wimbledon Juli lalu.
Petenis Inggris ini menyimpan jawabannya untuk diri sendiri, namun di AS Terbuka yang sedang berlangsung ini ia akan menunjukkan di lapangan apakah telah mendapatkan kunci untuk kembali mengalahkan para elit dunia tenis.
Hari Senin (01/09) Murray berhadapan dengan petenis Prancis Jo-Wilfried Tsonga, dan Murray berharap akan menjadi kemenangan pembuka atas petenis 10 besar dunia sejak memenangkan Wimbledon tahun 2013.
Murray telah kehilangan sebagian aura yang meliputinya sepanjang 12 bulan yang membuahkan gelar Olympiade, AS Terbuka dan Wimbledon. Tsonga belum pernah mengalahkan Murray selama enam setengah tahun hingga perempat final turnamen Toronto bulan lalu.
Taktik jitu
Tsonga menyatakan bahwa Murray sudah tak terlalu "menakutkan" lagi sejak pulih dari cedera punggung.
Petenis Prancis itu sebaliknya sedang bangkit kepercayaan dirinya setelah menjuarai turnamen Toronto melalui kemenangan atas para petenis top: Murray, Djokovic, Dimitrov, dan Roger Federer.
Kalau saja ia bisa menang, ia akan berhadapan dengan peringkat satu dunia Novak Djokovic di perempat final.
"Ini sama sekali bukan bagaimana permainan kita," katanya kepada BBC Sport sesudah kemenangan atas Andrey Kuznetsov di ronde ketiga.
"Terkadang kita bermain sangat bagus tapi kalah juga. Saya lebih tertarik memenangkan pertandingan melawan Jo (Wilfred Tsonga) dan menerapkan taktik yang jitu."
Betapapun Murray mengaku, ketakberdayaannya berhadapan dengan para petenis peringkat 10 atas tidak merisaukan pikirannya.
"Saya pernah mengalahkan banyak pemain top selama karir saya, jadi saya yakin akan terjadi lagi segera, khususnya hari Senin ini," katanya.
Murray ditantang membuktikan diri sebagai petenis top dalam penanganan Amelie Mauresmo, sesudah ditinggal pelatih Ivan Lendl.
0 comments:
Post a Comment