Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan telah menerima laporan dari Irak yang "mengungkapkan tindakan tidak manusiawi yang dilakukan dalam skala yang tidak bisa dibayangkan".
Wakil Komisaris Hak Asasi Manusia (HAM) PBB Flavia Pansieri mengatakan Daulah Islamiyah (DI) yang dulu dikenal bernama ISIS, dipercayai telah melakukan serangan sistematis dan sengaja kepada warga sipil.
Tindakan yang dilakukan termasuk pembunuhan, pemaksaan berpindah agama, perbudakan, pelecehan seksual, dan pengepungan terhadap keseluruhan komunitas masyarakat.
Pansieri mengatakan bahwa bukti-bukti menunjukkan bahwa pasukan pemerintah Irak juga telah membunuh para tahanan dan mengebom wilayah warga sipil.
Kekacauan di Irak meningkat secara dramatis dalam beberapa bulan terakhir ini pada saat Daulah Islamiyah dan sekutunya, para pemberontak Sunni, mengambil alih kekuasaan di sebagian besar utara dan barat Irak.
'Pembasmian suku'
Ribuan orang telah terbunuh, dengan sebagian besar dari mereka adalah warga sipil, dan lebih dari satu juta orang lainnya terpaksa harus meninggalkan tempat tinggal mereka.
Pada hari Senin (01/09), Dewan HAM PBB melakukan perdebatan mengenai perlu atau tidaknya mengirimkan misi darurat ke Irak untuk menginvestigasi apakah kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan telah dilakukan di sana.
Dalam perdebatan itu, Pansieri mengatakan pejabat PBB masih terus mengumpulkan "bukti-bukti kuat" bahwa pelanggaran berat HAM dan hukum kemanusiaan dilakukan di daerah-daerah yang dikuasai DI.
Pansieri mengatakan komunitas Kristen, Yazidi, Turkmen, Shabak, Kaka'i, Sabeans dan Syiah "semuanya menjadi sasaran penganiayaan berat" dan DI telah "melakukan secara kejam tindakan yang dapat merupakan pembasmian suku dan agama".
0 comments:
Post a Comment