TRIBUNNEWS.COM.MANADO - Pengangguran masih menjadi persoalan utama di Sulawesi Utara. Bahkan sesuai data Badan Pusat Statistik dan Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Sulut pengangguran di Sulut melebihi prosentase pengangguran secara nasional.
Hal ini disebabkan banyak lulusan perguruan tinggi, Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang lulus dan melamar pekerjaan di perusahaan dan tempat kerja lainnya, termasuk mendaftar saat ada penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS).
Kondisi ini membuat pengangguran di Sulut setiap tahun bertambah. Keberadaan ini juga menjadi keprihatinan Konsulat Jenderal Amerika Serikat, Zachhary A Haugen.
Begitu mendapat informasi dari Tribun Manado saat bertandang ke redaksi, bahwa angka pengangguran di Sulut tinggi, diapun mengatakan, pihaknya akan membantu memberikan pekerjaan kepada masyarakat Sulawesi Utara.''Tapi sebelum kami menjalankan program-program kami di sini, maka akan dilakukan dulu pendataan apa sebenarnya yang dibutuhkan masyarakat Sulut, '' ujar Zachry melalui staf Konsulat AS, Charly Raya.
Zachry mengatakan, mereka akan memfokuskan programnya di bidang pendidikan. Misalnya, lebih banyak lagi memberikan beasiswa kepada pelajar dan mahasiswa di Indonesia termasuk di Sulut.
Sementara itu, Thio, Lulusan S1 Fakultas Ekonomi (Fekon) Universitas Klabat (Unklab) mengaku sejak lulus bulan Juni 2014 hingga saat ini, dia belum mendapatkan pekerjaan. Dia sudah mencoba melamar di puluhan perusahaan di Manado, namun hanya sampai sesi wawancara atau interview saja.
"So puluhan perusahaan yang kita so coba kase maso lamaran, mar sampe skarang blum ada yang trima pa kita (Saya sudah melamar di puluhan perusahaan tapi hingga saat ini belum ada yang menerima," kata Thio kepada Tribun Manado Rabu (24/9/2014).
Melihat kenyataan yang harus dia terima saat ini, maka dia pun berusaha meningkatkan kualitas diri agar kelak bisa di terima di salah satu perusahaan yang diimpikannya.
"Karna blum dapa kerja, makanya mo coba melakukan les. Hitung-hitung modal nanti untuk melamar pekerjaan," ujar pria berusia 23 tahun ini. Sebelum mendapat pekerjaan, aktivitas yang dia lakukan sehari-hari adalah membantu saudaranya yang mempunyai usaha warung. "Daripada babadiam nda ada hambak, lebe bae bantu sudara (Daripada berdiam diri tak ada pekerjaan, lebih baik membantu saudara," ujarnya menambahkan.
Dia pun berharap agar pemerintah bisa memberikan pelatihan-pelatihan gratis kepada para pengangguran sehingga ketika mendapat sertifikat dari pelatihan bisa menambah 'nilai jual' mereka. "Yah mudah-mudahan ada semacam pelatihan-pelatihan bagitu for torang (para pengangguran) sehingga torang boleh bersaing dengan lulusan yang baru," ujarnya menutup perbincangan.(tiw)
0 comments:
Post a Comment