TRIBUNNEWS.COM, MEULABOH - Gangguan gajah liar di sejumlah kecamatan di Aceh Barat, sudah sangat meresahkan dan butuh penanggulangan secara permanen.
Sementara gangguan gajah yang dilaporkan sudah dua hari berkeliaran di sekitar permukiman penduduk di Desa Alue Kuyun, Kecamatan Woyla Timur, Aceh Barat, saat ini sudah disampaikan ke Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) di Banda Aceh.
"Persoalan gangguan gajah di Aceh Barat merupakan persoalan serius saat ini," kata Kadis Kehutanan dan Perkebunan Aceh Barat, Nasrita, Selasa (6/5/2014).
Pihaknya mengaku saat ini sedang berkoordinasi dengan BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) terhadap penanggulangan sementara yakni dengan cara meledakkan mercon atau upaya lain, sehingga gajah menjauh dari permukiman penduduk.
Nasrita berharap BKSDA segera menempatkan petugas Conservation Responsive Unit (CRU) di lokasi rawan gangguan gajah.
"Keberadaan CRU sudah sangat mendesak, apalagi jika ada gangguan gajah di Aceh Barat yang kami laporkan, BKSDA selalu berdalih tidak ada anggaran penanggulangan sehingga menjadi kendala," ujarnya.
Kadishutbun Aceh Barat ini mengakui akibat gangguan gajah liar, banyak tanaman warga yang dirusak hingga jatuhnya korban jiwa.
Kawasan yang kerap menjadi sasaran amuk gajah liar tersebut, di antaranya di Kecamatan Kaway XVI, Pante Ceureumen, Meureubo, dan kasus terbaru di Alue Kuyun Kecamatan Woyla Timur.(riz)
0 comments:
Post a Comment