Laporan Wartawan Tribunnews.com, Deodatus S Pradipto
TRIBUNNEWS.COM - Laga perempatfinal antara Timnas Prancis melawan Timnas Jerman di Maracana, Sabtu (4/7/2014) akan berbumbu balas dendam. Mantan pemain Prancis, Maxim Bossis, meminta skuat asuhan Didier Deschamps membalaskan dendam kesumatnya kepada der Panzer.
Sepanjang sejarah Piala Dunia, kedua tim baru tiga kali bertemu. Secara beruntun Jerman mengandaskan Prancis pada babak semifinal Piala Dunia 1982 dan 1986.
Satu-satunya kemenangan Prancis terjadi pada perebutan juara ketiga Piala Dunia 1958. Ketika itu Prancis menang 6-3 melalui torehan empat gol Just Fontaine.
Dari ketiga pertemuan itu, momen yang paling pahit bagi Prancis adalah Piala Dunia 1982 di Spanyol. Ketika itu Prancis unggul 3-1 pada extra time, namun kemudian kemasukan dua gol dan kandas melalui adu tendangan penalti.
Pada laga tersebut penjaga gawang Jerman (dulu Jerman Barat, red), Harald ‘Toni’ Schumacher, melakukan aksi brutal terhadap pemain Prancis, Patrick Battiston, dengan bahunya.
Akibat insiden tersebut Battiston mengalami patah tulang rusuk, cedera tulang belakang, dan sejumlah giginya patah. Schumacher sendiri tidak mendapat hukuman dan tetap bermain hingga adu tendangan penalti.
Mantan pemain tim Ayam Jantan, Maxime Bossis, menjadi salah satu saksi hidup kedua laga tersebut. Bossis secara terang-terangan akan menyaksikan laga Prancis melawan Jerman dengan mengusung keinginan membalaskan dendam. Bossis bahkan ingin meminta Deschamps untuk membalaskan dendam di Sevilla 32 tahun silam.
“Kekalahan-kekalahan ini adalah kenangan bagi generasi saya. Orang-orang sering membicarakan pertandingan-pertandingan itu. Memang tidak bisa membandingkan dua era yang berbeda, namun saya menginginkan Prancis menembus babak semifinal sambil mengenang kegagalan saya saat menghadapi Jerman,” tutur Bossis kepada Les Parisien dikutip Tribunnews.com.
0 comments:
Post a Comment