Mereka dikenal melalui gaya rambutnya yang unik selama berlaga di Piala Dunia 2014 Brasil. Tetapi hebohnya penampilan tidak selalu berbanding lurus pada kecemerlangan aksi di lapangan.
Penyerang timnas Brasil, Neymar, barangkali adalah pengecualian.
Permainannya makin cemerlang setelah dia mengecat rambutnya dengan warna kekuningan. Gol dan umpannya yang berbuah gol ketika Brasil melumat Kamerun di babak penyisihan grup adalah buktinya.
Namun demikian, ini sepertinya tidak berlaku untuk Cristiano Ronaldo, pemain terbaik dunia 2013.
Lantaran belum sepenuhnya bugar akibat cedera, bintang klub Real Madrid ini tidak mampu mengangkat kinerja timnas Portugal, walaupun dia telah mengubah model rambutnya menjadi cepak dengan jambul di depannya.
Belakangan dia menambahkan ukiran pola zig-zag di bagian samping kepalanya, tetapi ini tidak mampu menunda Portugal untuk angkat kopor lebih cepat.
Gaya rambut seperti Ronaldo ini juga banyak ditiru oleh beberapa pemain. Ciri-cirinya: cepak dan dibuat agak tipis di kanan-kirinya.
Selain cepak, ada lagi potongan gaya potongan rambut yang populer. Mohawk, yang pertama kali dipopulerkan di Piala Dunia 2002, rupanya masih disukai beberapa pemain, meskipun telah dimodifikasi.
Gelandang serang Cile, Arturo Vidal, misalnya, setia dengan model rambut seperti itu. Berbeda dengan Ronaldo, kali ini gaya rambut Vidal membuatnya tampil cemerlang di babak penyisihan.
Cile, seperti diketahui, lolos dari babak penyisihan dengan permainan memikat, sebelum akhirnya kalah "terhormat" dari Brasil di putaran 16 besar.
Gaya rambut seperti ini juga dilakoni gelandang timnas Prancis, Paul Pogba. Pemain berkulit hitam ini mampu membawa Prancis lolos ke perempat final berkat golnya ke gawang Nigeria.
Tetapi, kisah sukses Vidal dan Progba ini tidak diperlihatkan pemain Kroasia Danijel Pranjic, yang tampil dengan gaya rambut Mohawk "klasik".
Modelnya ini mengingatkan pada pemain Jerman di Piala Dunia 2002, Christian Ziege.
Lepas dari gaya rambut cepak dan mohawk, ada gaya model rambut bergaya afro. Model itu dipopulerkan pemain timnas Belgia, Marouane Fellaini dan pemain Kamerun, Benoit Assou-Ekotto.
Keduanya, dengan percaya diri, tampil dengan rambut kribo era 1970-an. Bedanya, Fellaini mampu meloloskan Belgia ke perempat final, tetapi Ekotto pulang dengan muka tertunduk bersama timnas Kamerun di babak penyisihan.
Selain model cepak, mohawk atau kribo, beberapa pemain setia dengan gaya rambut gimbal-kepang. Pemain belakang Prancis, Bacary Sagna, termasuk di deretan di dalamnya.
Model lainnya? Entah apa namanya, tetapi beberapa pemain menggunduli rambutnya dan memelihara brewok.
Kiper timnas Aljazair Rais M'Bolhi dan kiper Amerika Serikat, Tim Howard, sepertinya sudah lebih dari tiga bulan tidak mencukur brewoknya.
Dan kaitan brewok dengan penampilan mereka di lapangan? Bikin panik pemain depan lawan? Mungkin saja.
Tetapi yang pasti, kedua kiper ini tampil cemerlang menjaga gawangnya dari serbuan penyerang depan lawan, meski ini tidak cukup untuk menolong Aljazair dan Amerika Serikat lolos ke perempat final.
0 comments:
Post a Comment