Saturday, August 30, 2014

AJI Minta Hotel Mercure Minta Maaf Secara Terbuka Soal Insiden Kekerasan Jurnalis Tribun Pontianak


AJI Minta Hotel Mercure Minta Maaf Secara Terbuka Soal Insiden Kekerasan Jurnalis Tribun Pontianak
Aliansi Jurnalis Independen logo







TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aliansi Jurnalis Independen (AJI) meminta kepada pihak hotel Mercure Pontianak agar segera meminta maaf secara terbuka terkait insiden kekerasan yang dialami jurnalis Tribun Pontianak Sahirul Hakim.


"Meminta manajemen Hotel Mercure Pontianak untuk meminta maaf secara terbuka kepada wartawan Tribun Pontianak, Sahirul Hakim," kata Ketua AJI Pontianak, Heriyanto dalam pernyataannya, Sabtu(30/8/2014).


Menurut Heriyanto insiden kekerasan yang dialami jurnalis Tribun Pontianak tidak sepatutnya terjadi apabila pihak Hotel Mercure memahami kerja jurnalistik. Karena itu Heriyanto meminta manajemen Hotel Mercure Pontianak untuk tidak lagi melakukan tindakan serupa pada waktu mendatang.


"Sahirul Hakim telah menjalankan tugas jurnalistiknya dengan benar karena lokasi peliputan tidak berada di area privat sehingga Sahirul Hakim boleh melakukan peliputan di area tersebut," ujar Heriyanto.


Insiden kekerasan yang dialami jurnalis Tribun Pontianak Sahirul Hakim awal mulanya terjadi pada Jumat kemarinsekitar pukul 10.30 WIB di halaman belakang Hotel Mercure Pontianak.


Saat itu Sahirul Hakim mendapat informasi adanya kejadian seorang tamu hotel yang meninggal di kamar Hotel Mercure. Tamu hotel yang meninggal tersebut belakangan diketahui seorang teknisi pesawat BNPB berkebangsaan Ukraina bernama Victor.


Setelah mendapat informasi tersebut, Sahirul Hakim langsung berangkat ke tempat kejadian perkara. Sahirul Hakim sempat masuk ke dalam, namun kemudian keluar menuju lokasi yang berada di parkir belakang. Tepatnya, di halaman parkir belakang Hotel Mercure.

Ia mendapat informasi bahwa mayat Victor akan dibawa keluar melalui pintu belakang.


Sekitar pukul 11.00 WIB, jenazah Victor dibawa keluar melalui pintu belakang hotel. Sahirul Hakim bersiap-siap mengambil gambar. Namun saat ia sedang mengambil foto, seorang pegawai hotel yang belakangan diketahui sebagai humas Hotel Mercure, berteriak dan mengatakan "Woi siapa itu? Jangan moto, jangan moto. Ambil, ambil kameranya, hapus fotonya !"


Tak lama Sahirul Hakim dikerumuni pegawai dan satpam hotel. Mereka memaksa Sahirul Hakim untuk menghapus foto, namun Sahirul Hakim menolaknya dan mengatakan, "Jangan paksa saya untuk menghapus foto. Hanya kantor yang berhak menghapus foto,"


Setelah itu pegawai dan satpam hotel membawa Sahirul Hakim ke pos keamanan yang berada di area parkir belakang. Di dalam pos, Sahirul Hakim tidak diperkenankan untuk meninggalkan pos tersebut sampai dia mau menghapus foto peliputan. Proses tawar-menawar antara pihak hotel dengan Sahirul Hakim dan kantor Tribun Pontianak itu berlangsung sampai 30 menit.


Setelah itu Sahirul Hakim menelpon Koordinator Liputan Tribun Pontianak, Stefanus Akim dan melaporkan bahwa dirinya ditahan dan dipaksa untuk menghapus foto oleh pegawai hotel.


Stefanus Akim kemudian menghubungi pihak manajemen Hotel Mercure, setelah itu baru pihak pegawai dan satpam memperbolehkan Hakim meninggalkan tempat kejadian perkara. Pihak hotel pun tidak lagi meminta foto hasil liputan untuk dihapus.


Sebelum Sahirul Hakim meninggalkan hotel, Humas Hotel Mercure meminta maaf kepada Sahirul Hakim dan mengatakan bahwa kejadian ini terjadi karena ia panik.







0 comments:

Post a Comment