TRIBUNNEWS.COM, YOGYA – Di antara warisan kuliner khas Yogyakarta yang hampir hilang adalah Bir Jawa. Minuman ini dikenal karena selain menyehatkan, dan menghangatkan badan, Bir Jawa juga dikreasikan di Kraton Yogyakarta. Awalnya adalah ketika Sri Sultan HB VIII melihat kebiasaan tentara Belanda yang gemar minum bir untuk mengahatkan badan.
Maka kemudian terciptalah Bir Jawa, yaitu suatu minuman yang fungsinya bisa menghangatkan badan tetapi tidak memabukkan, karena tidak mengandung alkohol.
Bir Jawa terbuat dari berbagai macam rempah yaitu, bunga cengkeh, kayu manis, serutan kayu secang, jahe, kapulaga, daun serai, daun pandan, jeruk nipis, dan gula pasir atau gula batu. Semua bahan ini direbus, dan setelah berwarna kemerahan, air rebusan ditambah air jeruk nipis, lalu disaring hingga ampasnya tertinggal.
Setelah dingin, air rebusan tadi dikocok, lalu dituangkan ke dalam gelas. Secara penampakan minuman ini memang mirip seperti bir yang asli, berwarna kuning dengan buih-buih yang ada di bagian atas gelas.
Pekan lalu finalis Dimas Diajeng DIY 2014 menggelar acara Ngobar Ngabir (Ngombe Bareng Lan Nggawe Bir Jawa). Gelaran ini merupakan rangkaian field program yang sudah dilaksanakan sejak 22 Agustus 2014.
Tujuan acara yang digelar di Gadjah Wong Educational Park, kampung hijau Pandeyan ini untuk mengingatkan kembali masyarakat, baik orang tua maupun anak-anak bahwa Yogyakarta memiliki minuman khas yaitu Bir jawa yang perlu dijaga kelestariannya.
Dimas Ricco selaku koordinator mengatakan bahwa masyarakat Yogya selama ini tidak banyak tahu tentang minuman asli Yogyakarta, yaitu Bir Jawa padahal minuman tersebut sudah ada sejak zaman Sri Sultan HB VIII.
"Harapan kami melalui kegiatan ini adalah agar masyarakat teurtama anak muda lebih menicintai minuman lokal yang lebih menyehatkan dan tidak memabukkan," kata Ricco.
0 comments:
Post a Comment