TRIBUNNEWS.COM, YOGYA – Ibarat kupu-kupu, butuh perjuangan dan waktu panjang untuk bisa tampil sempurna dengan warna bulu yang indah. Setidaknya proses memodifikasi sebuah motor juga hampir sama, sebelum bermetamorfosa menjadi motor yang tampil sesuai keinginan, ide dan gagasan kreatif mutlak dibutuhkan.
Hal inilah yang dijadikan pedoman oleh Dwi Ariyanto alias Arek Rhonkzhock, modifikator yang memiliki bengkel di daerah Seyegan, Yogyakarta. Tak cukup ide kreatif, ketelitian dan ketekunan juga menjadi dua hal yang tak kalah penting bagi Arek.
Seperti saat ia menggarap sebuah motor CB (monster) 100 K5 buatan tahun 1979. Motor yang kini memiliki sebutan "Kumbang Merah" ini tengah dalam tahap finishing. Menurut Arek, sang pemilik ingin motornya tetap tampil vintage namun juga bertenaga seperti seekor kumbang bertanduk yang sanggup membawa beban berat berkalilipat dari berat tubuhnya.
Memadukan gaya klasik dan futuristik, Arek mengubah tampilan motor butut menjadi yahud. Sebagai modifikator, pertama Arek akan menyamakan persepsi gambar bersama pemilik motor agar didapat satu pemahaman yang sama.
Kali ini, motor bermesin 218 cc yang dikerjakan Arek selain kegunaannya untuk harian dan touring juga ada rencana tampil dalam suatu kontes. Otomatis, Arek membuat semua bagian motor tampil beda dan mengusahakan konsep modifikasi yang belum pernah ada sebelumnya.
"Karena konsepnya custom klasik, kita pertahankan tampilan CB yang memang sudah kuno. Agar beda dari yang lain, sengaja kita tonjolkan pada bagain scott lamp (lampu belakang) yang menggunakan Vino," ujar Arek saat dihubungi Tribun belum lama ini.
Selanjutnya, bagian tangki yang merupakan bagian pokok sebuah modifikasi, Arek membuat bentuk tangki si Kumbang Merah memadukan bentuk asli tangki CB dengan sedikit perubahan pada volume bahan bakar.
"Pertama yang paling pokok adalah membuat tangki. Kemudian tutup aki yang harus disesuaikan dengan tangki, selanjutnya, slebor mau dibikin seperti apa, tetap tak lepas benang merahnya dari bentuk tangki, selanjutnya footstep dan tuas-tuas rem," terang Arek. Untuk menambah tampilan vintage, Arek menggunakan knalpot milik Ninja
250 yang dimodifikasi sedemikian rupa sehingga kesan gagah didapat. Agar position riding sesuai dengan konsep motor bergaya klasik, Arek memilih stang milik Tiger. Alasannya, stang ini pas dan sesuai dengan karakter Kumbang Merah.
"Untuk rangka jadi dua sumbu, kita tetap mempertahankan double shock agar kesan vintage terjaga. Mesin masih mengandalkan CB. Kita menggunakan gambar jalan, mencari dan menyesuaikan bentuk dengan gambar. Slebor atau spakbor, disesuaikan bentuk tangki, dudukan scott lampnya juga. Hampir 80 persen proses modifikasi ini dikerjakan di bengkel sendiri, termasuk bagian mesin bila diperlukan," terang Arek.
Bagian yang tak kalah penting adalah headlamp atau lampu depan. Arek menggunakan lampu mobil H4 yang memiliki cahaya terang. Untuk warna, dominasi merah candy sengaja digunakan agar Kumbang Merah tampil berani, bertenaga dan gagah. "Modal beli bahan untuk motor ini sekitar Rp 3 juta. Untuk modifikasi sudah habis sekitar Rp 35-40 juta. Karena ini rencananya akan diikutkan kontes," imbuh Arek.
Data Modifikasi
Motor : CB 100 K5 1979 (218 cc)
Pelek depan : Champ 300/17
Pelek belakang : Champ 350/17
Ban depan : swallow ranger 350/18
Ban belakang : swallow s 212 400/17
Sok depan : byson
Sok belakang : Tiger Revo
Headlamp : Mobil H4
Tangki : custom
Knalpot : custom basic Ninja 250
Cakram : SPM double
Handle gas : Kawasaki GTO
Stang : Tiger
Modifikator : Arek Rhonkzhock (Dwi Ariyanto)
0 comments:
Post a Comment