TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA – Kejahatan jalanan di Surabaya seperti tak ada habisnya. Selain semakin brutal dan sadis dalam melancarkan kejahatan, para bandit di Surabaya juga semakin licin untuk menghindari petugas Kepolisian.
Agar tidak mudah tertangkap, para pelaku kejahatan punya banyak cara. Yang terbaru, beberapa komplotan bandit di Surabaya terdeteksi melakukan pemantauan terhadap markas polisi dan pos-pos polisi terlebih dulu sebelum beraksi.
Kelompok bandit itu biasanya berjumlah enam sampai delapan orang. Satu atau dua diantara mereka bertugas keliling memantau Polsek dan pos polisi sekitar lokasi yang menjadi target sasaran.
”Memang dari penyelidikan beberapa kasus kejahatan jalanan yang dilakukan petugas, diketahui bahwa modus seperti itu sedang banyak dilakukan. Ini modus baru. Pelaku kejahatan memantau Polsek atau pos polisi dulu sebelum beraksi,” ungkap Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Sumaryono, Sabtu (30/8/2014).
Yang dipantau oleh para pelaku kejahatan ini adalah mobil patroli polisi. Jika mobil patroli sedang parkir di Polsek, mereka meyakini bahwa situasi dalam keadaan aman dan mereka bisa lebih mudah untuk melancarkan aksi.
Demikian halnya pemantauan di pos-pos polisi. Bandit jalanan itu memastikan bahwa di pos polisi sudah tidak ada petugas serta tidak ada mobil patroli yang standby di sana. Jika pos polisi sudah kosong, berarti dianggap aman dan waktunya mereka beraksi.
Upaya mematai-matai markas polisi itu, dilakukan oleh para bandit jalanan untuk memastikan keamanan diri mereka. Setelah beraksi, mereka bisa dengan leluasa kabur. Meski korban minta tolong, paling-paling hanya warga yang menolong dan mengejar mereka. Sedangkan polisi, butuh waktu lebih karena sedang berada di kantor.
”Dan hal ini menjadi evaluasi bagi kami. Artinya, petugas harus semakin waspada dan semakin giat dalam melakukan patroli untuk mempersempit ruang gerak pelaku kejahatan,” ujar Sumaryono. (M Taufik)
0 comments:
Post a Comment