Laporan Wartawan Pos Kupang, Egy Moa
TRIBUNNEWS.COM, RUTENG - Kekejaman seksual yang dilakukan PS alias Pak Linus mencabuli beberapa narapidana (napi) di Rumah Tahanan Negara (Rutan) Carep-Ruteng, Kabupaten Manggarai, mengancam kesehatan korbannya.
Dua orang napi, Naldus Lado (23) sampai tak sadarkan diri, dan Kalistus Lampur, sakit sejak Mei sampai Agustus 2014 dan tak pernah dirawat.
"Sakit saya yang paling parah pada bulan Mei 2014. Saat itu, untuk ke kamar mandi dan WC, saya digendong Marselinus Langgur (rekan sekamar). Selama ini dia menolong saya," ungkap Naldus, saat diperiksa tim penyidik Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Manggarai di Ruteng, Selasa (26/8//2014).
Naldus terseret ke penjara karena kasus pembunuhan masalah tanah di Papang, Kecamatan Satar Mese. Ia dihukum 14 tahun penjara. Selama di Rutan Carep, Naldus mengaku sudah lima kali dicabuli Pak Linus.
Kejadian pertama tahun 2012, Naldus dicabuli di kediaman pribadi Linus yang kosong di Wade, Kecamatan Wae Rii. Selanjutnya, Naldus menjadi 'bulan-bulanan' saat Linus sedang kambuh. Empat kejadian kemudian berulang di ruang kerja Linus yang berlangsung tengah malam antara pukul 01.00-03.00 Wita.
Naldus mengatakan, setiap kali mau kencing, perut di sekitar pusat sampai di pinggang sangat sakit. Bahkan, ke kamar mandi digendong Marsel. "Dua kali saya pingsan," kisah Naldus.
Bila sakit perut dan pinggangnya tak tertahankan lagi, jelas Naldus, Marsel yang selalu menolongnya menggosok balsem di bagian perut dan pinggang. Tak ada obat yang lain, obat gosok seadanya untuk mengurangi rasa sakit.
Naldus menuturkan, ibunya sudah menghabiskan banyak uang untuk membeli obat. Namun rasa sakitnya tak kunjung sembuh sejak dilecehkan secara seksual oleh Pak Linus.
Tidak tahan atas penderitaannya, Naldus akhirnya mengadukan kelakuan Pak Linus kepada orangtuanya ketika menjenguknya beberapa waktu.
Marselinus Langgur menambahkan, penderitaan Naldus mengerikan pada suatu malam di bulan Mei 2014.
"Dia sakit hampir mati ketika mau kencing. Saya gendong dia bawa ke kamar mandi. Saya tidak tega melihatnya merintih kesakitan dan sampai pingsan," ungkap Marselinus.
Naldus dan Marselinus menempati kamar 9 Blok B. Kepada Marselinus, Naldus mengaku bahwa sakit itu karena dicabuli lima kali oleh Pak Linus.
"Dia (Silvester) terus terang bahwa kejadiannya ketika ia sebagai koki. Pak Linus datang minta jatah," ungkap Marsel.
Silvester Ngambut, napi pembunuhan di Lembor empat tahun silam menuturkan adik kandungnya Kalistus Lampur menderita sakit di pusat dan pinggang sampai kini.
"Sudah empat bulan dia sakit. Dia takut buka suara, takut dianiaya oleh tahanan yang lain," kata Silvester.
Silvester menjelaskan, Kalistus mengaku sakit mulai dialaminya sejak diperlakukan tidak senonoh oleh Pak Linus. Silvester mengkhawatirkan keselamatan adiknya dengan membuka aib Pak Linus. Ia juga sangat prihatin dengan masa depan kesehatan Kalistus. Selama sakit, tidak diobati tuntas. Jika berobat harus mengeluarkan uang sendiri untuk disuntik oleh petugas kesehatan di Rutan Carep.
Orangtua Silvester di Kampung Tuwa, Desa Golo Ronggot, Kecamatan Welak, Kabupaten Manggarai Barat, sudah menjual sebidang tanah seluas 80 meter x 100 meter persegi seharga Rp 10 juta. Uang itu dipakai untuk biaya pengobatan Kalistus.
"Sebelumnya pernah ditawari sampai Rp 50 juta. Tapi karena orangtua sangat butuh uang untuk pengobatan adik saya, terpaksa dijual murah. Orangtua sudah jarang datang jenguk karena sakit-sakitan," tutur Silvester.
Kasat Reskrim Polres Manggarai, Iptu Edy, S.H, M.H, dan Kepala Unit (Kanit) PPA, Bripka Syamsu, S.H, memastikan bahwa semua keterangan korban kepada penyidik segera ditindaklanjuti. Selain itu, penyidik juga akan menjemput Kalistus untuk meminta keterangannya.
"Secepatnya kami kirim surat permohonan untuk bon lagi tahanan," kata Syamsu.
0 comments:
Post a Comment