Thursday, August 28, 2014

Film Indonesia Tayang di Los Angeles



Film Indonesia Tayang di Los Angeles


IST







TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Untuk pertama kali, film-film Indonesia diputar di Los Angeles, Amerika Serikat, dalam ajang Festival Film Indonesia Los Angeles pada 3-4 September 2014. Semangat festival ini adalah memperkenalkan kreativitas para pekerja film Indonesia dan memperlihatkan Indonesia lewat film kepada Los Angeles. Ditargetkan ada produksi film bersama antara Indonesia dan Amerika Serikat.


Setelah melalui proses kurasi, terpilih lima film panjang serta sejumlah film pendek fiksi, dokumenter, dan animasi untuk diputar. Lima film itu adalah Sang Penari, Sokola Rimba, Lovely Man, 9 Summers 10 Autumns, dan Soegija.


Festival tidak hanya diisi dengan pemutaran film, tetapi juga tanya jawab dengan penonton. Pada bagian lain ada diskusi serta pelatihan mengenai film dan industrinya, khususnya yang berhubungan dengan Indonesia.


Direktur Program Festival Film Indonesia Los Angeles Roland Wiryawan, di Jakarta, Rabu (27/8), mengatakan, setelah tinggal dan belajar mengenai film di Los Angeles selama tujuh tahun, ia merasa harus mulai menunjukkan talenta Indonesia ke Los Angeles sebagai jantung industri film di Amerika Serikat.


”Kami menyaring yang terbaik, dari muatan kultur, penyuntingan, cerita, mencari yang solid,” kata Roland.


Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu berharap setelah festival ini semakin banyak pekerja film Hollywood yang membuat film di Indonesia setelah film Eat Pray Love, Java Heat, dan The Philosophers. Lewat festival ini, Indonesia dipromosikan.


”Potensi Indonesia bisa dipromosikan untuk shooting film. Sudah banyak yang shooting film di Indonesia dan para pembuatnya akan berbagi pada acara ini,” kata Mari.


Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Robert Blake menuturkan, ”Banyak orang Amerika Serikat tidak menyadari bahwa film animasi Happy Feet dan Despicable Me dibuat orang Indonesia.”


Bagi produser film Edwin Nasir, tujuan utama festival bukan pemutaran film, melainkan menjembatani hubungan sineas Indonesia dan Amerika Serikat. Banyak potensi yang bisa digali lewat tukar-menukar ilmu dan pelatihan.







0 comments:

Post a Comment