Tuesday, August 26, 2014

Pasokan untuk Petani pun Dibatasi



Pasokan untuk Petani pun Dibatasi


Tribun Jogja/Bramasto Adhy





TRIBUNNEWS.COM, CIANJUR - Para petani di Kabupaten Cianjur yang biasa mengoperasikan traktor pembajak sawah, terkena dampak kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) di Kabupaten Cianjur. Pasalnya pasokan BBM kepada mereka dibatasi, menyusul adanya pembatasan pasokan BBM ke SPBU.


Hal tersebut dikatakan seorang pengelola SPBU di wilayah Cianjur. "Sekarang pembeliannya kami batasi sekitar 10 liter per hari. Kasihan para petani, mereka sangat membutuhkan BBM untuk traktornya. Tapi mau bagaimana lagi, langkah itu agar semuanya kebagian. Karena tidak sampai sehari bensin sudah habis. Sedangkan kiriman tidak bisa langsung karena jadwal ditentukan Pertamina," kata pengawas SPBU 34.43221, Asep Wahyudin, Selasa (26/8).


Di SPBU 34.43221, Selasa siang kemarin, terjadi antrean panjang kendaraan. Tiga mesin dispenser yang ada di SPBU tersebut dipenuhi antrean kendaraan.


"Sudah dua hari kondisinya memang antre seperti ini. Tapi Senin malam dan hari ini (Selasa siang kemarin, Red) baru mulai terasa dampaknya. Pasokan BBM bersubsidi jenis premium sebanyak 16 ribu liter cuma bertahan 12 jam saja, langsung habis," kata Asep.


Hal senada juga dikatakan Pengawas SPBU 34.43209, Rosa Delima. Ia terpaksa menutup SPBU yang juga berada di Jalan Raya Cianjur-Puncak atau tepatnya di Kampung Cijedil, Desa Cijedil, Kecamatan Cugenang. "Kami sudah kehabisan pasokan Senin (25/8) malam pukul 20.00," kata Rosa.


Rosa mengatakan pasokan BBM berkurang setelah adanya kebijakan dari Pertaminan tentang pengurangan kuota BBM bersubsidi.


Dampak langkanya bahan bakar bersubsidi juga dialami sopir angkutan umum. Sopir angkutan kota (angkot), jurusan Ciherang-Cipanas, H Ade (32), mengaku harus membawa bensin cadangan yang disimpan di botol air mineral ukuran 1500 ml. Menurut Ade, hal tersebut sebagai langkah antisipatif jika angkotnya kehabisan bahan bakar minyak (BBM), menyusul tak stabilnya pasokan BBM bersubsidi di Kabupaten Cianjur.


"Tadi sempat mengisi bensin di SPBU di wilayah Ciherang (Jalan Raya Cianjur-Bogor). Sudah antre sampai 1,5 jam tiba-tiba pasokannya habis. Akhirnya yang mengantre bubar dan saya mencari SPBU lain," kata Ade kepada Tribun seusai mengisi bensin di SPBU 34.43204 di wilayah Panembong.


Ade mengatakan hampir semua SPBU di Jalan Raya Cianjur-Puncak, kekurangan stok BBM bersubsidi, terutama jenis premium sejak dua hari lalu.


"Sekarang sudah mulai sulit terasa sekali kalau mau isi bensin saja sulit. Harus antre dan harus cari SPBU yang ada pasokannya kalau mau isi bahan bakar," kata Ade.


Selain harus mengantre dan berkeliling mencari SPBU yang masih memiliki stok, kata Ade, dampak yang paling terasa adalah membengkaknya jumlah pembelian bahan bakar.


"Biasanya tiap rit Rp 30 ribu tapi sekarang tidak bisa. Padahal sebagai supir angkot itu kan pemasukannya tidak tetap. Iya kalau pas ramai, pas sepi yang modalnya habis hanya untuk beli bensin saja," kata Ade.


Berdasarkan Pantauan Tribun, Selasa siang kemarin, berbagai jenis kendaraan, baik roda empat maupun dua berjubel di sejumlah SPBU. (cis)







0 comments:

Post a Comment