TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Vendor-vendor smartphone di Tanah Air kini mulai tertarik dengan cara berjualan online, baik menjualnya sendiri atau bekerjasama dengan situs e-commerce.
Keterbatasan dana pemasaran dan suksesnya penjualan online ponsel Android besutan Xiaomi dan Google Nexus menjadi alasan vendor smartphone di Indonesia mulai melirik metode online tersebut.
Hal ini diungkap oleh VP Marketing & Business Development Lazada Indonesia Andry Huzain. "Sistem pre-order dengan unit yang terbatas dan eksklusif kini mulai banyak disukai oleh vendor-vendor smartphone, utamanya yang memiliki dana campaign marketing terbatas," kata Andry di sela-sela peluncuran smartphone Huawei Honor 3C, Selasa (12/8/2014).
Menurut Andry, berbeda dengan vendor besar, seperti Samsung atau LG yang memiliki dana pemasaran yang besar, vendor smartphone dengan dana terbatas masih melakukan kegiatan pemasaran sendiri, baik online maupun offline.
Meski demikian, metode pemesanan dan penjualan via online masih belum bisa dijadikan andalan utama dan satu-satunya. Pasalnya transaksi penjualan online di Indonesia masih tergolong kecil dibanding jumlah transaksi offline. "E-commerce hanya menyumbang sekitar lima persen dari semua total transaksi," ujar Andry.
Untuk di situs Lazada Indonesia sendiri, Andry mengakui smartphone menjadi produk yang paling banyak dicari. Menurutnya, produk-produk smartphone dicari oleh 50 persen pengunjung Lazada.
"Itu baru dari smartphone saja, kalau ditambah dengan tablet, maka persentasenya bisa mencapai 70 persen," kata Andry.
0 comments:
Post a Comment