TRIBUNNEWS.COM, PARANA - Seorang Pastor Gereja Our Lady of Caravaggio di Cascavel, di ParanĂ¡ Barat, Brasil meminta seorang perampok meneken tanda terima sebelum menyerahkan uang di kantor Paroki, Kamis (31/7/2014) malam waktu setempat atau Jumat pagi WIB. Pastor Rosevaldo Bahls, sebagaikorban perampokan mengatakan si perampok datang mengatakan ia ingin melakukan ritual pengakuan dosa. Namun nyatanya pelaku ingin merampok atau mencuri.
Tak ingin ada uang 'hilang' tanpa bukti yang jelas, si pastor meminta perampok menandatangani kuitansi sebelum memberi uang 200 BRL (real Brasil) atau sekitar Rp1 juta. Awalnya pelaku meminta 5000 BRL atau sekitar Rp25 juta. Namun pastor meminta kepada sekretaris paroki agar hanya memberi 200 BRL. "Kita harus memiliki kontrol masuk dan keluar, dan harus memberikan tanda terima untuk membuktikan bahwa kita dirampok. Perampok tentu saja, tidak menandatangani tanda terima," kata Bahls kepada Globo, salah satu televisi ternama di Brasil.
Dalam laman Globo, Pastor Bahls menceritakan bahwa awalnya pelaku diantar ke suatu ruangan untuk pengakuan dosa. Namun setiba di ruangan itu, pelaku justru mengatakan ingin merampok gereja. "Dia membanting saya dan kepala saya sakit. Saya cukup berdebar karena takut," kata Bahls. Menurutnya peristiwa itu terjadi sekitar 20 menit.
Ini bukan perampokan pertama yang dialami sang pastor. Namun hingga menyerang untuk menyakiti, ini yang pertama dia rasakan. Selama empat tahun bertugas, Pastor Bahls mengaku sudah empat kali pula perampokan semacam ini terjadi. Dia juga meminta perampok menandatangani kuitansi bukti uang keluar. "Ada yang mau tanda tangan," katanya. Akibat dari pelaku meneken kuitansi, Bahls tak perlu 'repot' membuat laporan ke polisi.
Sementara itu RPC TV mengabarkan, polisi berhasil menangkap pelaku yang mencoba merampok gereja lain di kawasan itu. Perampok yang sama mencoba menyerang Pastor Jair Krack, seorang pendeta gereja Lutheran, kemudian polisi berhasil menangkapnya.
0 comments:
Post a Comment