Laporan Wartawa Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sanitasi menjadi masalah utama jemaah saat melaksanakan puncak haji di Arafah dan Mina. Keterbatasan toilet di dua lokasi itu tak sebanding dengan jumlah umat muslim yang berhaji saat itu.
Tak sedikit jemaah lanjut usia menahan membuang air kecil. Agar tak bermasalah dengan kesehatannya, mereka harus menyegerakan buang air kecil. Kebanyakan jemaah haji asal Indonesia adalah lansia.
Untuk mengatasi masalah tersebut, ketersediaan kantong urine menjadi salah satu yang dibutuhkan para jemaah haji. Ditemukan inovasi sebuah kantong yang bisa mengubah urine menjadi gel hanya 15 detik.
"(Kantong urine, red) Ini sangat membantu dan dibutuhkan para jemaah haji," kata Muchyidn Rudi, penemu kantong penepis dan kisul bauli kepada wartawan di Jakarta, Selasa (26/8/2014).
Teknologi serbuk yang terdapat di dalam kantong peepis itu dipastikan aman untuk manusia. Menurut Muchyidin, teknologi ini juga tergolong ramah lingkungan.
Penggunaannya pun cukup mudah. Jemaah tinggal membuka kantong dan membuang air kecil seperti biasa. Selesai itu cukup diseka dengan tisu yang tersedua, dan menutup kembali kantong pee & pee tersebut.
"Setelah itu tinggal memasukkan (kantong urine, red) ke dalam tempat sampah. Jadi sangat simpel dan ramah lingkungan," kata Muchyidin yang juga pemilik Pusat Riyal.
Pada musim haji 2013 lalu, Kementerian Agama telah memperkenalkan kantong urine. Ratusan kantong urine pun dikirimkan ke Arab Saudi untuk diperkenalkan dan hasilnya sangat mengagumkan.
0 comments:
Post a Comment