Friday, August 1, 2014

Kasus Perampokan dengan Sandera Bayi di Depok Masih Gelap


Kasus Perampokan dengan Sandera Bayi di Depok Masih Gelap
IST







TRIBUNNEWS.COM, DEPOK – Aksi kawanan perampok di Rumah Makan Putri Piliang di Jalan Raya Ciputat Parung, RT 2/11, Kelurahan Bojongsari Baru, Kecamatan Bojongsari, Depok, Jumat (18/7/2014) lalu, sampai kini belum juga berhasil diungkap jajaran aparat Polsek Sawangan dan Polresta Depok.


Saat itu kawanan perampok yang sedikitnya berjumlah 5 orang sempat menyandera bayi berusia 7 bulan, Tatan, anak pasutri Irsyafli (40) dan Yuniar (39), pemilik rumah makan yang juga dijadikan tempat tinggal.


Setelah dua minggu, atau hingga Jumat (1/8/2014), polisi masih belum dapat mengidentifikasi para pelaku dan membekuknya. "Belum ada perkembangan. Kami masih terus mencoba mengidentifikasi pelaku perampokan itu, dan memburunya," kata Kapolsek Sawangan Kompol Saderi kepada Warta Kota, Jumat (1/8/2014).


Saderi mengatakan pihaknya cukup sulit mengungkap kasus ini karena minimnya saksi dan saat perampokan terjadi, lokasi kejadian yakni rumah makan itu, sangat sepi. "Beberapa kelompok, kawanan perampok yang kami duga pelakunya, ternyata tidak ada petunjuk yang mengarah ke sana. Kami masih terus dalami kasus ini," ujarnya.


Seperti diketahui, lima kawanan perampok beraksi di Rumah Makan Putri Piliang di Jalan Raya Ciputat Parung, RT 2/11, Kelurahan Bojongsari Baru, Kecamatan Bojongsari, Depok, Jumat (18/7/2014) dinihari lalu.


Dengan mengalungkan celurit ke leher sang bayi, para perampok meminta Yuniar menunjukkan uang dan harta bendanya yang disimpan di dalam lemari. Saat kejadian Irsyafli tengah pergi ke pasar untuk berbelanja bahan makanan untuk rumah makan yang dikelolanya.


Yuniar yang takut bayinya dibunuh pelaku, terpaksa menunjukkan semua uang tabungan dan perhiasannya. Pelaku berhasil menggasak uang tunai sekitar Rp 20 Juta dan sejumlah perhiasan emas serta 4 unit HP.


Total kerugian diperkirakan mencapai Rp 30 Juta. Akibat kejadian ini, Yuniar shock berat karena uang akan dipakai untuk mudik dan berlebaran ke kampung halamannya di Sumatera Barat.


Kapolsek Sawangan Komisaris Saderi menuturkan para pelaku diperkirakan berjumlah sekitar 5 orang.

Mereka datang ke rumah makan itu dengan 3 sepeda motor. Pelaku berhasil merusak pintu rumah sekaligus tempat usaha rumah makan, dengan cara mencongkel menggunakan obeng besar.


Dua dari lima pelaku yang mengenakan topeng atau penutup muka, langsung masuk ke dalam kamar dimana Yuniar dan bayinya tertidur. Sementara beberapa pelaku lainnya berjaga-jaga di depan rumah.

"Pintu kamar didobrak. Yuniar langsung ditodong celurit dan tak berkutik," katanya di Mapolsek Sawangan, Jumat (18/7/2014).


Saat hendak digasak pelaku ternyata uang dan perhiasaan di laci lemari yang ditunjukkan Yuniar tidak ada. Salah seorang pelaku sempat marah karena Yuniar berbohong. Ia dan kembali menanyakan kepada Yuniar agar menunjukkan tempat sebenarnya.


Namun Yuniar enggan menjawabnya dan sempat berdalih bahwa mungkin uang dan perhiasan dibawa suaminya. Pelaku mulai kesal, dan salah seorang diantaranya langsung merebut bayi Yuniar yang masih tertidur lelap.


"Pelaku kemudian mengalungkan celurit ke leher bayi malang ini sambil mengancam akan membunuhnya jika Yuniar tak mau menunjukan tempat, dimana ie menyimpang uang dan perhiasannya," kata Saderi.







0 comments:

Post a Comment