Thursday, August 28, 2014

Xiaomi Bikin Daftar 7 Vendor Android Pesaing Redmi



Xiaomi Bikin Daftar 7 Vendor Android Pesaing Redmi


Kompas.com







TRIBUNNEWS.COM, JAKARTAXiaomi bisa dibilang fenomenal karena penjualan perdana perangkat Android Xiaomi di beberapa negara, ludes dalam hitungan menit bahkan detik. Pelan namun pasti, Xiaomi kini sudah bertengger di posisi lima dunia pasar smartphone dunia.


Kini, vendor Android asal Tiongkok tersebut telah resmi masuk ke pasar Indonesia. Smartphone pertama yang dibawa ke tanah air adalah Redmi 1S yang dibanderol murah, Rp 1,5 juta.


Kedatangan Xiaomi ke Indonesia bisa jadi membuat ketar-ketir vendor smartphone yang sudah lebih dulu hadir di Indonesia. Vendor-vendor ponsel mana yang harus waspada terhadap sepak terjang Xiaomi di Indonesia?


Vice President Xiaomi Global Hugo Barra menyebutkan beberapa smartphone pesaing yang dianggap sebagai rival Xiaomi, terutama untuk Redmi 1S. Barra mengeluarkan sebuah tabel berisi harga, spesifikasi, dan performa beberapa model smartphone Android dari berbagai merek yang dibandingkan dengan Redmi 1S.


Dalam tabel itu, ada Nexus 5, Zenfone 5, Xperia M2, Find 5 Mini, Moto G, Galaxy Grand 2, dan Lenovo S930. Terlihat bahwa Redmi 1S menduduki posisi paling rendah dalam hal harga jual alias paling murah.


“Padahal, kinerjanya hampir menyamai Nexus 5 yang dijual jauh lebih mahal dan duduk di posisi teratas soal performa,” ujar Barra, mengacu pada skor benchmark AnTuTu Redmi 1S yang mencapai kisaran 21.000, mendekati Nexus 5 yang menghasilkan 23.000 poin.


Dari tujuh model smartphone dalam tabel tersebut, semua brand-nya sudah hadir di Indonesia, yaitu LG, Asus, Sony, Oppo, Motorola, Samsung, dan Lenovo.


Apakah brand-brand tersebut khawatir terhadap ekspansi Xiaomi di Indonesia? Ditemui dalam kesempatan berbeda, tanpa menyebut merek, Agus Sugiharto, MIDH Business Head Lenovo Indonesia, mengatakan Lenovo sudah punya kiat menghadapi serbuan "smartphone murah" tersebut.


Masuk ke pasar Indonesia, Xiaomi tetap mempertahankan model penjualan melalui online bukan toko fisik. Menurut Agus, model distribusi dan pemasaran yang mengandalkan metode online dianggap memiliki kelemahan karena tak semua wilayah Indonesia memiliki koneksi internet yang baik. "Indonesia itu wilayahnya luas, koneksi internetnya juga belum merata," kata Agus.







0 comments:

Post a Comment